Restu
Wahyuningtyas
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Istilah
survival of the fittes merujuk pada seleksi alam makhluk hidup menghadapi
evolusi, dan tampaknya masih relevan saat ini namun dalam konteks yang berbeda.
Individu yang paling fit adalah mereka yang tahan dalam menghadapi badai
perubahan sosial dan teknologi yang tidak kenal ampun. Fakta yang sudah ada
adalah perusahaan besar yang banyak mengalami kemunduran, ‘dihajar’ oleh
perusahaan berbasis digital dan komunitas tanpa armada.
Keadaan
seperti ini dalam istilah kemiliteran disebut dengan VUCA yaitu volatile, uncertain, complex, dan ambiguous. Volatility adalah perubahan
tak terprediksi sama sekali dan tidak tentu arah. Uncertain adalah hal berar
yang disruptive datang dengan irama
tidak terduga dan bertubi-tubi. Data lama tidak bisa digunakan lagi karena
keadaan dan realita sudah berbeda sama sekali. Complexity adalah sebab akibat
terjadi bukan antara dua faktor atau dua keadaan saja namun banyak faktor yang
berinterelasi satu sama lain. Ambiguity yaitu pertanyaan who, what, where,
when, how dan why yang sulit dijawab dengan tepat karena banyak hal yang tidak
memiliki deskripsi yang pasti.
Peter
Fisk dalam bukunya Gamechanger
menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang mampu mengubah bisnis dunia ini
adalah perusahaan yang sukses mendahului perusahaan-perusahaan lain. “See sooner and scan wider”. Bermain
ditengah keadaan disruptif ini kita harus bisa melakukan keduanya sekaligus
dalam satu waktu, karena percepatan kemajuan yang sangat luar biasa. Sudah
menjadi tugas setiap orang untuk membuka mata lebar-lebar terhadap keadaan
pasar dan mengajak organisasi berubah. Organisasi perlu adaptif,mengganti
kebiasaan-kebiasaan dan siap menambah kapabilitas.
Mindset
status dalam organisasi dan power memang perlu dilengserkan, karena organisasi
para gemechanger selalu sedemikian dinamis sehingga tidak berstruktur seperti
dulu. Setiap orang perlu bersikap ambisius dan cool terhadap perubahan artinya bersikap
tenang tapi terus bergerak. Jumlah
pemimpin harus diperbanyak dalam arti setiap orang perlu menyadari kewajibannya
untuk meningkatkan beberapa kualitas yang dulu disangka hanya merupakan domain
pemimpin. Selain itu diperlukan juga
berkomunikasi, berbahasa, berorganisasi secara simpel tetapi dengan gaya baru.
Pergeseran mindset-nya adalah diri yang “merasa benar” menjadi sosok yang
selalu siap menavigasi, berorientasi dan bertindak dalam sesaat.
Sekarang
tinggal kita mau memilih apakah mau ikut bermain di tengah keadaan disruptif
atau bengong menunggu dan tetap menikmati sisa-sisa kejayaan di masa lalu. Managing complexity is a battle between
emergence and entropy.
Sumber:
. (2015). “Survival of the fittes”. Kompas edisi 5 Desember
hal.32
0 komentar:
Posting Komentar