Restu
Wahyuningtyas
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Potensi
yang dimiliki oleh setiap individu sangat beragam. Ketika individu tersebut
ingin maju dengan potensi yang telah dimiliki maka dia harus mampu
mengembangkan potensi tersebut. Begitu banyaknya potensi yang dimiliki, akan
terasa sulit untuk dikembangkan secara keseluruhan meskipun bukan berarti tidak
mungkin. Seperti sebuah kisah telur elang yang dierami oleh ayam berikut ini.
Seorang
petani pergi mendaki bukit cadas yang curam. Pada puncak bukit itu, ia melihat
sarang burung yang besar dengan sebutir telur di dalamnya. Ia mengambil dan
membawa pulang telur itu.Sesampainya di rumah, ia meletakkan telur itu di
kandang induk ayam peliharaannya yang sedang mengerami telurnya. Tak lama
kemudian telur-telur itu menetas dan lahirlah seekor bayi rajawali yang gagah
di tengah anak-anak ayam yang lucu.
Induk
ayam mengasihi dan membesarkan bayi rajawali bagaikan anaknya sendiri. Tidak
ada yang pernah menanyakan mengapa rajawali itu badannya lebih besar, cakarnya
lebih tajam, paruhnya lebih kuat dan sayapnya lebih lebar daripada seluruh ayam
di peternakan itu. suatu hari, saat sedang mematuk-matuk mencari serangga dan
cacing di tanah, rajawali yang merasa dirinya ayam menengadah ke atas dan
melihat seekor burung yang dengan gagahnya terbang di angkasa. Ia pun bertanya
pada ayam lain, “burung apakah itu?betapa gagahnya ia terbang melintasi awan!,
andaikan aku bisa seperti dia”. Seekor ayam jantan menjawa, “itu adalah
rajawali, hewan paling perkasa di udara, raja segala burung dan unggas. Dan
kamu, jangan bermimpi saudaraku. Kita ini ayam, tidak ditakdirkan untuk bisa
terbang dan menjadi pengasa langit seperti rajawali”. Sang rajawali pun mengangguk
dan kemudian melanjutkan mematuk-matuk tanah. Rajawali yg merasa diriny ayam
itu terus hidup sebagai ayam hingga tua dan mati. Dia tidak pernah menyadari
bahwa dirinya ditakdirkan menjadi penguasa angkasa.
Dalam
dunia nyata, banyak terjadi kisah seperti rajawali itu. Bany orang yang
sebenarnya memiliki potensi diri yang bagus namun tidak dikembangkan.
Kebanyakan mereka mengatakan,”sudahlah, jangan mimpi terlalu tinggi. Kita harus
tahu diri, siapa kita ini.” Individu seperti ini sebenarnya mampu menjadi unggul,
tetapi memilih untuk tetap menjadi ayam. Kemampuan bertumbuh, berkembang dan
berkarya dalam diri mereka ini sebenarnya ada namun kemampuan itu berhenti
karena mereka ‘percaya’ bahwa mereka tidak mampu.
.benar
ingin mengetahui potensi diri, kadang kita harus menemukan orang yang tepat
yang mampu mengajari kita untuk tumbuh, berkembang dan berprestasi. Hanya
dengan percaya diri bahwa dirinya mampu untuk maju, maka berbagai potensi diri
akan dapat berkembang.
Sumber:
Kosasih,
S. (2015). Mau jadi rajawali atau ayam?. Kompas edisi 3 Desember hal.37
0 komentar:
Posting Komentar