MENTALITAS
MAHASISWA
M.
Junaidi
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen
Pengampuh: Arundati Shinta
Manusia
hanya ada dua pilihan dalam hidupnya mau jadi ratu atau mau jadi budak. Jadi
ratu tersikasa dan terjebak oleh budaknya atau mau jadi budak yang di
selamatkan oleh ratunya, tergantung manusianya mau memilih yang mana dan mau
menyikapi seperti apa.
Manusia
memiliki indikator tersendiri yang tidak
lepas dari keinginan dan tujuan sebagai pemutivasi utama dalam dirinya,
hakikatnya manusia adalah makhluk yang bodoh tidak kalah bodohnya dengan
makhluk lain, karena pada dasarnya manusia ini mempunyai sifat meniru. Seperti
meniru tingkah laku antar manusianya sendiri atau bahkan meniru tingkah laku
makhluk lain semisal hewan. Hal lain yang
di miliki manusia mempunyai sifat kebergantungan. Tanpa di sadari manusia mulai sejak lahir ia
berperan sebagai ratu dan juga sebagai budak.
Pada
semenjak lahir manusia sebagai ratu yang sudah bisa membuat banyak orang
bahagia dan membuat banyak orang tersenyum, dalam artian manusia semenjak ia
lahiar ia sudah membuat banyak orang tersiksa demi kebutuhan seorang bayi
tersebut, atau membuat orang lain terdoktrin dengan apa yang ia mau. bahkan
orang tuanya yang menjadi budak, dan hal yang demikian merupakan salah satu
awal dari indikasi pergolakan manusia. di sisi lain manusia semenjak lahir
menjadi budak dari banyak orang, baik sebagai budaknya orang tuanya sendiri
ataupun orang lain, budak yang di maksud adalah ia harus menerima tuntutan
untuk memiliki bahasa dan prilaku yang muncul dari lingkungan sekitar.
konsekoensinya jika ia tidak mengikuti lingkungan sekitar baik dalam norma
sosial, agama dan bahkan sistem yang menjadi yang menjadi salah satu pengatur
lingkungan, maka ia akan tampak bodoh.
Manusia
berkembang dari dua hal tersebut yaitu meniru dan kebergantungan. Lingkungan
sekitar adalah awal yang harus ia hadapi bahkan lingkunganlah yang bisa membuat
manusia berperan dalam kehidupan di alam ini, cuman tergantung manusia mau
menyikapi seperti apakah lingkungan tersebut, sebagai budakkah atau juga
sebagai ratu, kedua hal tersebut sangat perlu untuk melindungai dirinya dari
kepuasan hidup.
Gagasan
yang seperti di atas ini merupakan salah acuan mahasiwa dalam kampus, apakah
mahasiswa ini sebagai budak dari sistem kampus ataukah menjadi ratu. Dari
banyak setetmen yang di kemukakan oleh teman-teman mahasiswa, khususnya di
Universitas Proklamasi 45, kebanyakan yang di miliki mahasiswa adalah budak
dari sistem yang ada di dalam kampus ini. Karena pada dasarnya hal yang
sedemikian rupa mahasiswa ini menjadi salah satu pemasukan dan salah satu modal
bisnis, dengan demikian kapasitas mahasisa ini terbegal dengan adanya sistem,
Film
3 idiot, india. menggambarkan tekanan
mentalitas yang di pengaruhi dari luar dirinya. Dalam psikologi. Mentalitas
tidak hanya di pengaruhi dari dalam dirinya sendiri tetapi ia juga di pengaruhi
dari luar, atau dari lingkungan sekitar. Apapun yang menjadi alasan ketika
mahasiswanya bertolak belakang maka yang
terjadi salah satunya ia tidak kuat mentalnya. Tekanan dari luar baik berupa
sistem atau juga aturan-aturan ia mempengaruhi mental mahasiswa, kerena
kebanyakan mahasiswa yang malas bukan karena kemauannya sendiri untuk malas
tapi di situ ada tekanan mentalitas, di univ lain banyak yang bunuh diri karena
mentalnya tidak sejalan dengan sistem yang di terapkan. Begitulah kiranya
gambaran film tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar