28.12.15

Pahlawan di Dalam Diri

Ringkasan Artikel : Pahlawan di Dalam Diri


Antoni Firdaus
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta

Indonesia adalah cermin yang retak.Elite negeri hanya melihat segala sesuatu dari sudut bayangan kepentingan masing-masing.Keakuan dan kekamian mencekik kekitaan.Rakyat kebanyakan hidup tanpa perlindungan berarti dari Negara, bak yatim piatu yang ditinggalkan, dikhianati, dan dikorbankan.Dalam kondisi kerakyatan yatim piatu, bahaya terbesar adalah terjebak dalam pola pokir ketergantungan dan mentalitas korban (victim mindset), yang serba pasif menanti kedatangan juru selamat.
Krisis kebangsaan takkan pernah bias menemukan penyelesaian apabila rakyat terus memandang kepahlawanan sebagai suatu yang berada di luar dirinya. Seperti diingatkan psikolog Carl S Pearson, orang-orang biasa bias menghadirkan kehidupan luar biasa apabila mampu mendayagunakan apa yang disebutnya sebagai “the power of mythic archetypes”, yakni mitos tentang fitrah (archetype) kepahlawanan dalam diri.
Menurut Pearson, ada enam model fitrah kepahlawanan dalam diri. Pertama, Model yatim piatu (orphan).Kedua, model pengembara (wanderer), ketiga, model pendekar (warrior).Keempat, model murah hati (altruist).Kelima, model bersahaja (innocent).Keenam, model tukang sulap (magician).
Saatnya kita jadikan kepahlawanan sebagai suatu yang hidup di dalam diri, sekarang dan di sini, dengan mentransformasikan diri secara terus-menerus sehingga mampu mengubah situasi penderitaan menjadi wahana penempaan diri menjadi seorang magician.


Sumber : Yudi Latif, Pahlawan di Dalam Diri. Kompas, 18 November Hal 15.

0 komentar:

Posting Komentar