Ringkasan Artikel : Pahlawan di Dalam Diri
Antoni Firdaus
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Indonesia
adalah cermin yang retak.Elite negeri hanya melihat segala sesuatu dari sudut
bayangan kepentingan masing-masing.Keakuan dan kekamian mencekik
kekitaan.Rakyat kebanyakan hidup tanpa perlindungan berarti dari Negara, bak
yatim piatu yang ditinggalkan, dikhianati, dan dikorbankan.Dalam kondisi
kerakyatan yatim piatu, bahaya terbesar adalah terjebak dalam pola pokir
ketergantungan dan mentalitas korban (victim
mindset), yang serba pasif menanti kedatangan juru selamat.
Krisis
kebangsaan takkan pernah bias menemukan penyelesaian apabila rakyat terus
memandang kepahlawanan sebagai suatu yang berada di luar dirinya. Seperti
diingatkan psikolog Carl S Pearson, orang-orang biasa bias menghadirkan
kehidupan luar biasa apabila mampu mendayagunakan apa yang disebutnya sebagai “the power of mythic archetypes”, yakni
mitos tentang fitrah (archetype) kepahlawanan
dalam diri.
Saatnya
kita jadikan kepahlawanan sebagai suatu yang hidup di dalam diri, sekarang dan
di sini, dengan mentransformasikan diri secara terus-menerus sehingga mampu
mengubah situasi penderitaan menjadi wahana penempaan diri menjadi seorang magician.
Sumber : Yudi Latif,
Pahlawan di Dalam Diri. Kompas, 18 November Hal 15.
0 komentar:
Posting Komentar