Ringkasan Artikel : Memahami Terorisme Eksploitasi
Kelemahan
Antoni Firdaus
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Pertemuan informal
Negara-negara kekuatan ekonomi terbesar di dunia yang disebut sebagai G-20 yang
berlangsung di Antalya, Turki, terpecah perhatiannya dari persoalan
meningkatkan kapasitas dan kerjasama ekonomi dan keuangan dunia. Serangan
kelompok teroris yang memorak porandakan Paris, Perancis, akhir pecan lalu,
memecah perhatian KTT G-20 pada persoalan mengeliminasi terorisme yang
mengancam stabilitas dan perdamaian dunia.
Dalam serangan teroris di
Paris pecan lalu secara samar muncul kenyataan serangan ini dilakukan oleh
warga yang termarjinalisasi di dalam Negara Perancis sendiri. Tidak memiliki
kaitan langsung terhadap radikalisme dan ekstremisme yang berkembang di Suriah
yang menjadi persoalan perebutan pengaruh Negara besar AS, Rusia, dan Negara
Eropa lainnya.
Sehingga dalam konteks G-20
ini, kita perlu mendesak pemimpin Negara-negara Barat mengesahkan
langkah-langkah penindakan atas penghindaran pajak perusahaan yang terus
berkembang selama 2-3 tahun terakhir. Ini perlu untuk menutup kesenjangan atas
peraturan-peraturan pajak internasional melalui langkah yang disebut base erosion and profit shifting (BEPS).
Bentuk solidaritas dan
serangan belasan terorisme pasti tidak menguntungkan siapa saja. Tidak Negara
Barat, tidak Negara Timur Tengah. Kapasitas teriris mengeksploitasi berbagai
kelemahan kita bergantung pada kemampuan mereka memahami semakin kompleksnya
system ketergantungan globalisasi.
Sumber : Rene L Pattiradjawane,
Memahami Terorisme Eksploitasi Kelemahan. Kompas, 17 Nove,ber. Hal 8.
0 komentar:
Posting Komentar