Ibu Selalu Benar,
Anak Selalu Salah
Susanti
Fakultas psikologi
Universitas proklamasi 45 Yogyakarta
Seorang teman penulis,
perempuan bernama X pada suatu ketika datang ke kost tempat saya tinggal di
daerah A di Yogyakarta. X datang sendirian dan dia mengatakan ingin
menceritakan sesuatu. Tapi sebelum mulai bercerita X mendadak menangis
tersedu-sedu. Kemudian penulis bertanya apa yang terjadi. Sambil menyelesaikan
tangisannya dan mencoba untuk berhenti dari menangis X mulai bercerita. Selama
ini X tinggal di rumah bersama ibunya yang merupakan single parent. Orang tua X bercerai ketika X masih berumur empat
tahun. X merupakan anak tunggal. Akhir- akhir ini X mengatakan kalau dia sering
bertengkar dengan ibunya. X merasa bahwa apapun yang dilakukannya selalu salah
di mata ibunya. Walaupun sesuatu yang dilakukan dianggap sebagai hal baik bagi
X tapi ibunya selalu menganggap sesuatu yang salah. X mengatakan kalau ibunya akhir-akhir
ini mengeluh mengenai masalah pekerjaannya. Ibu X bekerja sebagai penjahit di
sebuah toko kain. X mengatakan bahwa selama tiga bulan ini ibunya belum
menerima bonus dari tunjangan yang seharusnya dia dapatkan. Ibu X menjadi
sangat sensitif terhadap X. Terlebih mengenai keuangan keluarganya. X yang
masih muda merasa banyak kebutuhan yang harus X penuhi. Hal tersebut
menyebabkan ibu X mengatkan bahwa X hidup dengan ssangat boros. Walaupun X
mengakuinya tetapi dia tidak suka ibunya mempermasalahkannya. Setiap bulan X
selalu menyisihkan gajinya untuk diberikan kepada ibunya. Menurut pengakuan X,
ibunya merasa uang yang diberikan masih kurang untuk memenuhi kebutuhan yang
harus dikeluarkan. Setiap bulan ibu X harus membayar sewa rumah, biaya listrik
dan lain-lain.
Berdasarkan cerita di
atas penulis memberi saran agar X mencoba mengerti bagaimana perasaan ibunya
yang sedang mengalami masa sulit dalam pekerjaannya. Ibunya yang biasa menerima
bonus bulanan selain gaji yang diterima tentu saja merasa berbeda dari yang
biasanya. Apalagi ibunya merupakan kepala keluarga, walaupun anaknya sudah
bekerja. Ibu mungkin ingin memberi yang terbaik untuk keluarganya, tetapi jika
keadaan keuangannya sedang sulit dia akan menjadi sensitif dan mudah marah.
Sebaiknya X mencoba berdiskusi dengan ibunya. X dapat membantu ibunya dengan mendatangi
toko tempat ibunya bekerja dan bertemu dengan atasannya. Hal tersebut perlu
dilakukan karena mungkin ibu X tidak berani bertemu dan mengatakan secara
langsung dengan atasannya. Selain itu X juga sebaiknya mampu mengatur
keuangannya sendiri. Menghindari pengeluaran-pengeluaran yang tidak terlalu
dibutuhkan. Misalnya nongkrong di cafe
mahal, dan belanja barang-barang mahal lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar