31.12.15

Hierarki Kebutuhan Maslow pada Seorang Ibu



Restu Wahyuningtyas
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
 
Hierarki kebutuhan Maslow berasumsi bahwa kebutuhan yang lebih rendah tingkatannya harus dipuaskan atau minimal terpenuhi secara relatif sebelum kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya menjadi motivator tindakan (Feist, 2006.245).  Maslow mengatakan ada lima kebutuhan yang membentuk hierarki kebutuhan ini merupakan kebutuhan konatif.  Lima kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk dicintai dan dimiliki, kebutuhan akan penghargaan diri dan kebutuhan aktualisasi diri.
Dikaitkan dengan teori Maslow tersebut dengan kebutuhan anggota keluarga , yaitu sosok ibu. Ibu selalu bangun pagi untuk menyiapkan sarapan pagi. Setiap pagi ibu mempunyai kebiasaan untuk sarapan. Kebiasaan sarapan tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar ibu akan makanan.  Menurut Maslow makanan adalah  kebutuhan fisiologis selain kebutuhan akan air dan oksigen. Prediksi saya dari kebiasaan sarapan ibu adalah ibu akan lebih sehat dan dapat melanjutkan aktivitas hariannya dengan lebih baik karena kebutuhan dasarnya sudah terpenuhi.
Setelah terpenuhi kebutuhan dasarnya, yaitu makan maka kebutuhan ibu akan meningkat pada kebutuhan akan rasa aman.  Kebutuhan akan rasa aman bisa ibu dapatkan dari keluarga, yang terdiri dari bapak, saya dan adik.  Rasa aman didapatkan salah satunya pada saat kami berkumpul.  Karena didalam keluarga biasanya kita akan saling melindungi satu sama lain.  Kebutuhan akan rasa aman termasuk rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungam, dan kebebasan dari daya-daya mengancam (Maslow,1970).
Kebutuhan fisiologi dan rasa aman ibu sudah relatif terpenuhi.  Kemudian akan meningkat lagi pada tingkat kebutuhan Maslow yang ketiga yaitu kebutuhan untuk dicintai dan dimiliki.  Kebutuhan ini mencakup sejumlah aspek hubungan seksual dan hubungan antarpribadi.  Seperti kebutuhan memeberi dan menerima cinta (Maslow,1970).  Kebutuhan untuk dicintai dan dimiliki  ini diwujudkan ibu mulanya memberikan cinta kasih yang tulus kepada keluarga. Dengan memberikan cinta kasih yang tulus kemudian kami sebagai anggota keluarga secara alami juga melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan ibu. Perilaku ibu menunjukkan cinta kasih sebenarnya membuat kesehatan mental ibu lebih terjaga. Hal ini karena salah satu ciri orang yang mempunyai mental yang sehat adalah orang yang mampu menunjukkan hubungan yang hangat pada orang di sekitarnya (Alport dalam Schultz & Schultz, 2005 dalam Hidayat & Herdi, 2013)
Kebutuhan untuk dihargai yaitu penghargaan diri, keyakinan, kompetensi dan pengetahuan bahwa orang lain memandang mereka dengan perasaan menghargai. Tingkat kebutuhan untuk mengahargai ada dua yaitu reputasi dan harga diri (Maslow,1970).  Kemampuan ibu untuk memenuhi kebutuhan dibawah kebutuhan untuk dihargai membuat ibu juga mendapatkan penghargaan dari lingkungan. Penghargaan itu berupa penerimaan tetangga akan kehadiran ibu. Ibu diterima dalam pergaulan di kampung, dan itu membuat ibu menjadi mudah untuk bergaul dengan masyarakat.
Hierarki kebutuhan Maslow setelah kebutuhan untuk dihargai adalah kebutuhan untuk mengaktualisasi diri. Ibu mampu mempertahankan perasaan harga diri dalam kondisi ibu ditolak, diremehkan (Feist, 2006:249).  Ibu dengan sabar menghadapi masalah-masalah yang terjadi sehari-hari yang seringkali membuat ibu menjadi jengkel.
Dengan terpenuhi kebutuhan konatif ibu, menurut prediksi saya ibu akan mampu membantu dalam menjaga hubungan antar anggota keluarga dan menjaga kesehatan mental ibu. Pengendalian yang mungkin dilakukan adalah ibu bisa mengontrol kondisi keluarga dengan kemampuan memenuhi kebutuhan konatifnya.

Dafta Pustaka
Feist, J., Gregory, J.F. 2006. Theories of Personality.  Terj. Santoso, Y. Yogyakarta: PUSTAKA BELAJAR
Hidayat, D.R., Herdi.  2013.  Bimbingan Konseling: Kesehatan Mental di Sekolah. Bandung. PT REMAJA ROSDA KARYA

1 komentar: