MENTALITAS
DAN DORONGAN INDIVIDU
M.
Junaidi
Fakultas
: Psikologi
Universitas
Proklamasi 45. Yogyakarta
Dosen
Pengampuh : Arundati Shinta
Menghargai
diri sendiri merupakan salah satu faktor yang dapat membesarkan mentalitas,
mentalitas yang tinggi cenderung menghindari dari sifat yang keji. Jika
menghormati diri sendiri dan memiliki prilaku yang sesuai dengan keinginannya
dan keinginan orang lain, maka ia tidak perlu meminta-minta untuk di hargai
oleh orang lain tapi dengan sendirinya akan banyak orang lain menghormatinya, dan
bahkan menjunjung dengan apa yang ia perbuat. Perbuatan yang ia lakukan, dan dan
perbuatan itu tidak perlu mengorbankan orang lain, itu lebih penting dari pada
orang yang berkuasa tapi ia tidak bisa melakukan dengan sendirinya demi menjaga
martabat atau demi menjaga pangkat yang di milikinya. Karena mentalitas yang
tinggi bukan ada pada pangkat yang ia jabat tapi ada pada prilaku yang ia
perbuat. Jabatan yang tinggi belum tentu mempunyai mentalitalitas yang tinggi
karenaa pada sasarannya yang di kejar
adalah sebuah keuntungan.
beberapa
peristiwa dan kondisi yang terjadi pada seorang peminpin. Jabatan seorang
peminpin bukanlah kemampuan bagi dirinya melainkan kebanyakan merebut kekuasaan
dan pengin punyak nilai lebih di mata masyarakat
pada umumnya, karena ada segelintir orang yang menjabat sebagai peminpin, tidak bisa dan
tidak maksimal dalam melaksanakan program kerjanya, hal ini berankat dari pengalaman
teman yang sempat saya wawancarai dan bahkan sempat di diskusikan, hasil dikusi
yang sebagian terdiri dari mahasiswa juga mengkrucut pada satu sisi yang sama,
jika hanya kepeminpinannya kurang maksimal itu pengaruh intrisik yang
keinginannya untuk mengejar nilai, kenginan untuk mengejar sebuah jabatan dan
sebuah kekuasaan. usaha yang di lakukan seseorang untuk mencapai superioritas
atau kesempurnaan dalam dirinya, yang melibatkan cara-cara tertentu itu merukan
gaya hidup masing-masing.
Kalau
adler mengatakan prinsip gaya hidup seseorang itu ada dua yaitu dorongan dari
dalam dirinya sendiri dan dorongan dari luar atau lingkungan, dua hal ini mengatur
arah prilaku. Gaya hidup yang dimliki
manusia adalah berbeda. Gaya hidup semaunya sendiri yang tergantung pada
kemampuan dan iktikadnya, dan ada gaya hidup yang menyesuaikan dengan
lingkungan atau bahkan yang menyesuaikan dengan budaya daerah. Di lihat dari
berbagai daerah gaya hidup manusianya ini berbeda.
Terkait
dengan mentalitas di atas, ada dua faktor yang mempengaruhi individu memiliki
mentaliatas yang tinggi yang bergatung pada gaya hidup dari masing-masing
manusianya. Mentalitas yang tinggi yaitu prilaku yang sesuai dengan barometer
karakter yang di lakukan. Jika seseorang melakukan perbuatan yang mulia, ia
senantiasa mendapat kemuliaan dalam dirinya. Begitu juga sebaliknya, jika
prilaku seseorang itu buruk maka dampak yang ia perbuat juga setimpal dengan
yang dilakukan. Mentalitas yang tinggi selalu banyak yang mengkritik dalam hal
keburukannya, kerena dengan mengkritik ia malah mempunyai keinginan untuk
menyadari dan bangkit dari keterpurukan tersebut, kritikan yang orang lain
ugkapkan sebuah peringatan atau sebuah control untuk menjaga prilaku dan
menjaga mentaliatas sehingga apa yang ia capai semakin tinggi.
Seorang
karismatik gaya hidupnya selalu di hargai oleh orang lain dan juga selalu di
penuhi tantangan dari banyak orang. Prilaku dari orang yang karismatik tidak
hanya mementingkan pribadi dan jabatan atau pangkat. Kerena mentalitas yang
dimliki adalah bentuk kecintaan pada orang lain dan bentuk kasihsayang yang
penuh ketulusan, karena kebutuhan orang lain merupakan salah satu pemenuhan
bagi dirinya sendiri. contoh kecilnya seorang dosen yang mempunyai ketulusan
pada mahasiswanya merupakan salah satu pemenuhan dalam dirinya, kerena seorang
dosen tidak akan bertambah ilmunya kalau tidak di aplikasikan pada
mahasiswanya. Media adalah sebuah pengaplikasian ilmu dan salah satu media
yaitu komunikasi antar perorangan atau juga kelompok-perkelompok dan perorangan
terhadap kelompok.
Hakikatnya
manusia terdorong oleh keinginan untuk menguasai dan keinginan akan rasa paus.
Sifat serakah terhadap kebutuhan hidup itu di miliki oleh setiap manusia. salah
satu pertanyaan yang mendasar. Apakah semua orang itu memiliki mentalitas yang
tinggi, yang ia tidak terpengaruhi oleh dorongan yang sifatnya serakah seperti
di atas tadi?
Sungguh
sangat terkejut mendengar pertanyaan
yang mungkin sederhana tapi mengesankan. Tidak semua orang memiliki mentalitas
yang tinggi karena sseorang mempunyai nilai tersendiri, tergantung motivasi orangnya
sendiri. probalitas yang dimiliki seeorang tidak sama dengan orang lain. Ada
nilai bawaan, yang di maksud dari nilai bawaan adalah nilai derajat manusia,
putra dari seorang ratu itu mempunyai nilai lebih di mata masyarakat daripada
masyarakat petani atau masyarakat lain. Jadi semua orang memiliki mentalitas
tapi perbedaan mentalitas ada pada setiap orang.
0 komentar:
Posting Komentar