29.12.15

Artikel





MENTALITAS DAN DORONGAN INDIVIDU

M. Junaidi
Fakultas : Psikologi
Universitas Proklamasi 45. Yogyakarta
Dosen Pengampuh : Arundati Shinta

Menghargai diri sendiri merupakan salah satu faktor yang dapat membesarkan mentalitas, mentalitas yang tinggi cenderung menghindari dari sifat yang keji. Jika menghormati diri sendiri dan memiliki prilaku yang sesuai dengan keinginannya dan keinginan orang lain, maka ia tidak perlu meminta-minta untuk di hargai oleh orang lain tapi dengan sendirinya  akan banyak orang lain menghormatinya, dan bahkan menjunjung dengan apa yang ia perbuat. Perbuatan yang ia lakukan, dan dan perbuatan itu tidak perlu mengorbankan orang lain, itu lebih penting dari pada orang yang berkuasa tapi ia tidak bisa melakukan dengan sendirinya demi menjaga martabat atau demi menjaga pangkat yang di milikinya. Karena mentalitas yang tinggi bukan ada pada pangkat yang ia jabat tapi ada pada prilaku yang ia perbuat. Jabatan yang tinggi belum tentu mempunyai mentalitalitas yang tinggi karenaa pada sasarannya yang di  kejar adalah sebuah keuntungan.

beberapa peristiwa dan kondisi yang terjadi pada seorang peminpin. Jabatan seorang peminpin bukanlah kemampuan bagi dirinya melainkan kebanyakan merebut kekuasaan dan pengin punyak nilai lebih di  mata masyarakat pada umumnya, karena ada segelintir orang  yang menjabat sebagai peminpin, tidak bisa dan tidak maksimal dalam melaksanakan program kerjanya, hal ini berankat dari pengalaman teman yang sempat saya wawancarai dan bahkan sempat di diskusikan, hasil dikusi yang sebagian terdiri dari mahasiswa juga mengkrucut pada satu sisi yang sama, jika hanya kepeminpinannya kurang maksimal itu pengaruh intrisik yang keinginannya untuk mengejar nilai, kenginan untuk mengejar sebuah jabatan dan sebuah kekuasaan. usaha yang di lakukan seseorang untuk mencapai superioritas atau kesempurnaan dalam dirinya, yang melibatkan cara-cara tertentu itu merukan gaya hidup masing-masing. 

Kalau adler mengatakan prinsip gaya hidup seseorang itu ada dua yaitu dorongan dari dalam dirinya sendiri dan dorongan dari luar atau lingkungan, dua hal ini mengatur arah prilaku.  Gaya hidup yang dimliki manusia adalah berbeda. Gaya hidup semaunya sendiri yang tergantung pada kemampuan dan iktikadnya, dan ada gaya hidup yang menyesuaikan dengan lingkungan atau bahkan yang menyesuaikan dengan budaya daerah. Di lihat dari berbagai daerah gaya hidup manusianya ini berbeda.

Terkait dengan mentalitas di atas, ada dua faktor yang mempengaruhi individu memiliki mentaliatas yang tinggi yang bergatung pada gaya hidup dari masing-masing manusianya. Mentalitas yang tinggi yaitu prilaku yang sesuai dengan barometer karakter yang di lakukan. Jika seseorang melakukan perbuatan yang mulia, ia senantiasa mendapat kemuliaan dalam dirinya. Begitu juga sebaliknya, jika prilaku seseorang itu buruk maka dampak yang ia perbuat juga setimpal dengan yang dilakukan. Mentalitas yang tinggi selalu banyak yang mengkritik dalam hal keburukannya, kerena dengan mengkritik ia malah mempunyai keinginan untuk menyadari dan bangkit dari keterpurukan tersebut, kritikan yang orang lain ugkapkan sebuah peringatan atau sebuah control untuk menjaga prilaku dan menjaga mentaliatas sehingga apa yang ia capai semakin tinggi.

Seorang karismatik gaya hidupnya selalu di hargai oleh orang lain dan juga selalu di penuhi tantangan dari banyak orang. Prilaku dari orang yang karismatik tidak hanya mementingkan pribadi dan jabatan atau pangkat. Kerena mentalitas yang dimliki adalah bentuk kecintaan pada orang lain dan bentuk kasihsayang yang penuh ketulusan, karena kebutuhan orang lain merupakan salah satu pemenuhan bagi dirinya sendiri. contoh kecilnya seorang dosen yang mempunyai ketulusan pada mahasiswanya merupakan salah satu pemenuhan dalam dirinya, kerena seorang dosen tidak akan bertambah ilmunya kalau tidak di aplikasikan pada mahasiswanya. Media adalah sebuah pengaplikasian ilmu dan salah satu media yaitu komunikasi antar perorangan atau juga kelompok-perkelompok dan perorangan terhadap kelompok. 

Hakikatnya manusia terdorong oleh keinginan untuk menguasai dan keinginan akan rasa paus. Sifat serakah terhadap kebutuhan hidup itu di miliki oleh setiap manusia. salah satu pertanyaan yang mendasar. Apakah semua orang itu memiliki mentalitas yang tinggi, yang ia tidak terpengaruhi oleh dorongan yang sifatnya serakah seperti di atas tadi?
Sungguh sangat  terkejut mendengar pertanyaan yang mungkin sederhana tapi mengesankan. Tidak semua orang memiliki mentalitas yang tinggi karena sseorang mempunyai nilai tersendiri, tergantung motivasi orangnya sendiri. probalitas yang dimiliki seeorang tidak sama dengan orang lain. Ada nilai bawaan, yang di maksud dari nilai bawaan adalah nilai derajat manusia, putra dari seorang ratu itu mempunyai nilai lebih di mata masyarakat daripada masyarakat petani atau masyarakat lain. Jadi semua orang memiliki mentalitas tapi perbedaan mentalitas ada pada setiap orang.

0 komentar:

Posting Komentar