oleh:
Yudha Andri Riyanto
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Golden AGE adalah masa anak – anak yang sangat baik.
Usia Golden AGE adalah anak anak yang berusia 0 – 8 tahun, ini menurut saya
apabila salah tolong dibenarkan. Saya adalah mahasiswa dan pendidik anak usia
dini di Sekolah Laboratorium Rumah Citta di lembaga ECCD – RC. Saya biasa di
panggil Mas Andrey
Hari Senin 30 November 2015 adalah hari awal saya
untuk bermain bersama anak – anak selama 4 – 5 jam. Ketika sesi kelas saya
bermain dengan anak usia kelas TK besar, usia antara akhir 5 – akhir 6 Tahun,
dengan durasi 2 jam, dan sisanya saya bekerja yang diselimuti suara anak
- anak dan canda tawa mereka.
Hari ini saya dan teman saya (mbak Ana dan mbak Agnes)
seperti biasa mendampingi anak didalam kelas.
Rutinitas ini telah kami jalani
cukup lama di Sekolah Laboratorium Rumah Citta. Tema kami bertiga hari
Senin yang indah ini adalah olahraga. Akan tetapi kami skip sebentar
untuk membahas berita hangat dari media sosial dan kawan – kawan kami.
Kami bertiga mengajak berdiskusi teman – teman kecil
dikelas untuk membahas tentang fenomena yang sedang marak di koran, tivi, dan
medsos, yaitu tentang bunga-bunga Amarilys di salah satu tempat yang rusak
karena pengunjung yang datang. Kebetulan kelas TK Besar sebelum bermain dengan
tema Olahraga, kami bermain dan berkegiatan dengan tema bunga. Mbak Ana sebagai
edukator menceritakan kepada teman-teman kecil tentang adanya taman bunya
Amarilys tersebut dan yang terjadi pada taman bunga tersebut setelah ramai
dikunjungi orang. Kami menunjukkan beberapa foto taman bunga tersebut pada
anak-anak, ketika taman tersebut masih terjaga dan foto taman bunga tersebut
setelah banyak dikunjungi orang. Usai cerita, kami memberi kesempatan pada
anak-anak untuk berkomentar tentang cerita tersebut.
Sebelumnya kami kenalkan terlebih dahulu anak – anak
yang datang di Hari Senin indah ini, yaitu : Shelo, Favian, Maisun, Fael,
Leon, Niesha, Nadine, Ken, Ican, Danis, Titan, Rizki, Ghozan, Kania. Mereka
berhasil berkomentar tentang kejadian bunga Amarilys yang terjadi beberapa hari
yang lalu, berikut respon langsung mereka dalam bentuk lisan, setelah kami
bercerita:
Favian : sekarang taman bunganya sudah gak bagus lagi,
bunganya udah keinjak-injak.
Shelo : kalau mau lihat harusnya disamping saja
Ghozan, Kania : dilihat saja
Nadine : sayang bunga
Danis :
jangan diinjak
Favian : ditanam lagi harusnya
Fael : aku sama binatang saja sayang, apalagi sama bunga
Itu hanya sebagai perwakilan saja. Nah dari hal ini
ternyata anak – anak pun tahu bagaimana cara yang benar untuk menyikapi tanaman
yang indah atau ciptaan Tuhan. Kami juga mempunyai gagasan membuat tulisan ini.
Anak – anak pun ingin dapat bersuara dengan karya mereka berupa poster. Anak
menggambar dan menuliskan pesan yang ingin disampaikan. Beberapa anak
menuliskan sendiri pesan tersebut dan beberapa menulis dengan bantuan kami.
Akan tetapi tulisan saja yang kami bantu untuk gambar dan gagasan kalimat murni
dari anak – anak. Gambar, tulisan dan gagasan tersebut adalah :
Pada intinya kami dan anak – anak sangat kecewa dengan
sikap yang tidak peduli dengan lingkungan. Kami tidak akan mengajarkan kepada
anak – anak untuk bersikap yang tidak mencontohkan kebaikan. Memang benar
ketika membayar maka kita berhak untuk melakukan apa saja. Akan tetapi, ketika
kita tidak mampu menghargai yang kita beli apakah kita mampu merawat pemberian
?
Kita tidak dapat menjadi raja ketika kita memberi
lebih untuk seseorang, sesuatu akan sangat berharga jika diawali penghargaan
dari diri sendiri.
Salam dari kami
J
ho'o bener kui
BalasHapusbantu share donk, biar semua bisa belajar. terimakasih, mbak nunig . salam andri
BalasHapus