2.12.15

Anak – anak TK Besar, sekolah Laboratorium Rumah Citta. Angkat Amarilys ?!

oleh:
Yudha Andri Riyanto
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Golden AGE adalah masa anak – anak yang sangat baik. Usia Golden AGE adalah anak anak yang berusia 0 – 8 tahun, ini menurut saya apabila salah tolong dibenarkan. Saya adalah mahasiswa dan pendidik anak usia dini di Sekolah Laboratorium Rumah Citta di lembaga ECCD – RC. Saya biasa di panggil  Mas Andrey
Hari Senin 30 November 2015 adalah hari awal saya untuk bermain bersama anak – anak selama 4 – 5 jam. Ketika sesi kelas saya bermain dengan anak usia kelas TK besar, usia antara akhir 5 – akhir 6 Tahun, dengan durasi 2 jam, dan sisanya saya bekerja yang diselimuti suara anak  - anak dan canda tawa mereka.
Hari ini saya dan teman saya (mbak Ana dan mbak Agnes) seperti biasa mendampingi anak didalam kelas.
Rutinitas ini telah kami jalani cukup lama di Sekolah Laboratorium Rumah  Citta. Tema kami bertiga hari Senin yang indah ini adalah olahraga. Akan tetapi kami skip sebentar untuk membahas berita hangat dari media sosial dan kawan – kawan kami.
Kami bertiga mengajak berdiskusi teman – teman kecil dikelas untuk membahas tentang fenomena yang sedang marak di koran, tivi, dan medsos, yaitu tentang bunga-bunga Amarilys di salah satu tempat yang rusak karena pengunjung yang datang. Kebetulan kelas TK Besar sebelum bermain dengan tema Olahraga, kami bermain dan berkegiatan dengan tema bunga. Mbak Ana sebagai edukator menceritakan kepada teman-teman kecil tentang adanya taman bunya Amarilys tersebut dan yang terjadi pada taman bunga tersebut setelah ramai dikunjungi orang. Kami menunjukkan beberapa foto taman bunga tersebut pada anak-anak, ketika taman tersebut masih terjaga dan foto taman bunga tersebut setelah banyak dikunjungi orang. Usai cerita, kami memberi kesempatan pada anak-anak untuk berkomentar tentang cerita tersebut.
Sebelumnya kami kenalkan terlebih dahulu anak – anak yang datang di Hari Senin indah ini, yaitu : Shelo, Favian, Maisun, Fael, Leon, Niesha, Nadine, Ken, Ican, Danis, Titan, Rizki, Ghozan, Kania. Mereka berhasil berkomentar tentang kejadian bunga Amarilys yang terjadi beberapa hari yang lalu, berikut respon langsung mereka dalam bentuk lisan, setelah kami bercerita:

Favian                       : sekarang taman bunganya sudah gak bagus lagi, bunganya udah keinjak-injak.
Shelo                          : kalau mau lihat harusnya disamping saja
Ghozan, Kania          : dilihat saja
Nadine                        : sayang bunga
Danis                           : jangan diinjak
Favian                          : ditanam lagi harusnya
Fael                              : aku sama binatang saja sayang, apalagi sama bunga

Itu hanya sebagai perwakilan saja. Nah dari hal ini ternyata anak – anak pun tahu bagaimana cara yang benar untuk menyikapi tanaman yang indah atau ciptaan Tuhan. Kami juga mempunyai gagasan membuat tulisan ini. Anak – anak pun ingin dapat bersuara dengan karya mereka berupa poster. Anak menggambar dan menuliskan pesan yang ingin disampaikan. Beberapa anak menuliskan sendiri pesan tersebut dan beberapa menulis dengan bantuan kami. Akan tetapi tulisan saja yang kami bantu untuk gambar dan gagasan kalimat murni dari anak – anak. Gambar, tulisan dan gagasan tersebut adalah :
















Pada intinya kami dan anak – anak sangat kecewa dengan sikap yang tidak peduli dengan lingkungan. Kami tidak akan mengajarkan kepada anak – anak untuk bersikap yang tidak mencontohkan kebaikan. Memang benar ketika membayar maka kita berhak untuk melakukan apa saja. Akan tetapi, ketika kita tidak mampu menghargai yang kita beli apakah kita mampu merawat pemberian ?

Kita tidak dapat menjadi raja ketika kita memberi lebih untuk seseorang, sesuatu akan sangat berharga jika diawali penghargaan dari diri sendiri.


Salam dari kami
J



2 komentar:

  1. ho'o bener kui

    BalasHapus
  2. bantu share donk, biar semua bisa belajar. terimakasih, mbak nunig . salam andri

    BalasHapus