Tri Jumiati
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Imajinasi
ialah daya pikir untuk membayangkan (dalam angan-angan) atau menciptakan
gambar-gambar (lukisan, karangan, dsb) kejadian berdasarkan kenyataan atau
pengalaman seseorang. Imajinasi juga merupakan kekuatan atau proses
menghasilkan ide. Jadi imajinasi hanya terdapat dalam pikiran manusia yang
membayangkan gambar-gambar atau kata-kata tersebut. Imajinasi bersifat khayal
dan hanya terdapat dalam angan-angan, bukan yang sebenarnya. Sedangkan hal atau
sesuatu yang dibayangkan dalam pikiran disebut dengan imaji.
Imajinasi
terkadang muncul tiba-tiba, tanpa disengaja terlintas di pikiran manusia. Namun
tak jarang pula imajinasi dengan sengaja dimunculkan dengan memikirkan suatu
hal atau masalah, sehingga imajinasi pun dapat digunakan untuk menemukan
pemecahan suatu masalah. Terkadang jika tidak terkontrol, imajinasi bisa
berubah menjadi liar dan tidak terkendali. Oleh karena itu, dibutuhkan media
penyaluran yang tepat agar imajinasi menjadi lebih terarah dan menghasilkan
hal-hal yang positif dan berguna serta tidak merugikan pihak lain.
Imajinasi
terbagi menjadi dua, yaitu :
- Imajinasi verbal adalah imajinasi yang terbentuk oleh kata-kata dalam pikiran manusia dan diproses di dalam otak kiri.
- Imajinasi visual adalah imajinasi yang berbentuk gambar-gambar dalam mata pikiran manusia dan diproses oleh otak kanan.
Orang dewasa yang
telah mengetahui banyak kosa kata cenderung lebih menggunakan kata-kata dalam
berimajinasi, sehingga banyak orang dewasa yang justru mengalami ketumpulan
dalam berimajinasi dengan gambar. Namun tak sedikit pula yang imajinasi
visualnya tetap tajam dan berkembang baik.
Sedangkan
pada anak-anak yang belum banyak mengenal kosa kata akan memvisualisasikan apa
yang ia lihat dan pikirkan dalam bentuk gambar dalam pikiran mereka. “Anak-anak
adalah makhluk yang terbiasa berpikir dengan menggunakan imaji. Mereka
melakukan hal tersebut jauh sebelum mereka memiliki kemampuan bahasa”
(I.Robertson,2009).
Jadi
dapat disimpulkan bahwa kemampuan imajinasi visual kita sedikit demi sedikit
menurun ketika kita semakin beranjak dewasa. Hal ini disebabkan oleh pengaruh
bahasa, semakin banyak kita mengetahui kosa kata semakin menurun kemampuan kita
dalam berimajinasi secara visual.
Seperti
yang dialami oleh ilmuwan terkenal, Albert Einstein. Einstein diajarkan untuk
berpikir dengan imaji visual saat ia masih duduk si bangku sekolah. Pada usia
16 tahun, ia menggunakan imaji visual untuk melakukan terobosan eksperimen otak
yang mendasari ilmu pemecahan atom. Ucapannya yang terkenal yaitu, “Kata-kata
atau bahasa tidak berperan penting dalam mekanisme pikiran saya elemen pikiran
saya adalah imajinasi.”
Walau
tidak dapat dilihat secara kasat mata, imajinasi ternyata memiliki
manfaat-manfaat yang berguna dalam kehidupan manusia. Dengan mengasah kemampuan
pikiran kita untuk bebas berimajinasi, kita dapat membayangkan dan membuat
sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya. Dimulai dari hal-hal kecil yang
terkesan remeh seperti membuat mainan dari barang-barang bekas.
Untuk
membuat hal-hal kecil saja dibutuhkan imajinasi, apalagi dengan hal-hal besar
yang dapat merubah dunia seperti Wright bersaudara yang pertama kali menciptakan
pesawat terbang. Keinginan mereka agar manusia dapat terbang di angkasa membuat
mereka berpikir untuk menciptakan alat yang dapat menerbangkan manusia. Mereka
melakukan berbagai percobaan hingga dapat menciptakan alat yang dapat membawa
mereka terbang. Walau belum secanggih pesawat terbang di masa sekarang, namun
penemuan mereka dapat merubah dunia menjadi lebih baik.
Selain
itu, imajinasi juga dapat membantu menyelesaikan permasalahan. Ketika seseorang
memiliki suatu masalah dan membutuhkan penyelesaian yang tepat, imajinasi dapat
membantu menemukan penyelesaian dengan membiarkan mata pikiran mengolah masalah
yang dihadapi tersebut untuk menemukan penyelesaian yang tepat. Pemecahan yang
didapat tergantung dari bagaimana orang tersebut berpikir. Jika seseorang
berpikir secara cerdas, pemecahan yang didapatkan bisa lebih dari satu
pemecahan melalui pemikiran divergen. Namun dalam sistem pendidikan, siswa
biasanya hanya dididik untuk menemukan satu pemecahan saja dengan pemikiran
konvergen dan harus patuh pada aturan yang menyebabkan kreativitasnya justru
dibatasi. Dengan menemukan pemecahan yang tepat, permasalahan yang sedang
dihadapi dapat segera teratasi, karena cara terbaik untuk melarikan diri dari
masalah adalah dengan menyelesaikannya.
Imajinasi
ternyata dapat pula digunakan sebagai alat untuk memerangi penyakit. Kekebalan
dan penyakit kita ternyata sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kejiwaan.
Keadaan pikiran kita dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh kita dengan
memerangi virus, bakteri, serta sel-sel berbahaya yang menggerogoti sistem
kekebalan tubuh kita.
Manfaat-manfaat
imajinasi seperti yang telah disebutkan di atas dapat digunakan oleh orang yang
benar-benar mengasah kemampuan imajinasinya. Sehingga diharapkan setiap orang
dapat mengambil manfaat-manfaat tersebut dengan terus belajar meningkatkan daya
imajinasi mereka menjadi semakin baik dari waktu ke waktu.
sumber : Dundu, P. E. (2015). Mendongeng untuk menghidupkan imajinasi anak. Kompas. 05 November. Halaman 11.
0 komentar:
Posting Komentar