Terbitan Koran Kedaulatan Rakyat tanggal 3 Maret 2015
Naurmi Rojab Destiya
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Ini
patut menjadi contoh, karena warga Dusun Tambakan Desa Ajibarang Kulon,
Kecamatan Ajibarang Banyumas serentak bergotong – royong memperbaiki jembatan
Sungai Donco yang ambles.
Tanpa
minta bantuan dari pemerintah, namun kegigihan warga bekerja sehingga cepat
mengatasi amblesnya jembatan. Jembatan itulah satu – satunya akses keluar
masuknya warga ke desa – desa lain. Jika tidak segera diperbaiki, jembatan bisa
putus dan sedikitnya 3000 warga Dusun tersebut bakal terisolir.
Kepala
Dusun (Kadus) Tambakan, Sunardi, mengakui posisi jembatan yang sangat penting
bagi warganya. Amblesnya jembatan sudah diketahui warga sejak seminggu yang
lalu. “Sekarang waktu yang paling tepat untuk perbaikan dengan gotong – royong,
pembelian semen, pasir dan lainya, dengan cara iuran warga. Jika perbaikan
jembatan harus dengan menunggu dana dari pemerintah, bisa lama dan keburu putus
jembatanya. Kalau putus, kita terisolir, “kata Sunardi, Senin (2/3).
Menurutnya,
amblesnya jembatan terpusat pada seluruh tepi jembatan. Hal itu akibat dulunya
pada waktu jembatan diperbaiki oleh Pemkab Banyumas tahun 2009 kurang bagus
kualitasnya. Ditambah drainase yang buruk, sehingga saat hujan lebat tanah
bagian bawah jembatan terkikis, lalu ambles. “Warga melakukan gotong – royong
sebagai tindakan preventif mengatasi dampak yang lebih buruk. Pasalnya jalan
ini satu – satunya akses warga kami keluar dusun,“ jelasnya.
Perbaikan
diperhitungkan memakan waktu 2 hari, sehingga selama perbaikan khusus mobil
tidak diperbolehkan lewat. “Kalau sepeda motor masih bisa lewat, namun
kendaraan roda empat seperti mobil dan truk sementara ini belum boleh masuk
sebelum perbaikan jalan oleh warga yang ambles selesai,“ kata Sunardi.
0 komentar:
Posting Komentar