Universitas Proklamasi 45
Fak.Psikologi
Sebagai sebuah organisasi sosial yang kompleks sekolah
memiliki sejumlah norma,nilai dan tuntutan
yang harus dipenuhi oleh para anggotanya termasuk oleh siswa (Sergiovanni dan
sterrat1993,Arends,1981).Sistem norma,nilai dan tuntutan sekolah tersebut
mempunyai dampak yang besar terhadap penyesuaian akademik dan sosial siswa (Brand,dkk,2003) . Ketidakmampuan
siswa menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan sekolah tersebut akan memicu
terjadinya stress(kiselica,dkk,1994).Banyak hal yang dapat
membuat orang menjadi stres. Tak terkecuali dalam hal akademik, perilaku siswa dengan mengikuti berbagai
les tambahan yang menyita waktu untuk menghadapi ujian serta
kompetisi yang ketat di kelas dan juga tuntutan dari Orang
tua ataupun sekolah agar bisa mendapatkan nilai yang baik sangat berpotensi
menimbulkan stress. Hal ini juga sesuai dengan Cross (1987) yang menyampaikan bahwa sekolah ,disamping
keluarga,merupakan sumber stress yang utama bagi anak.
Tuntutan
dari sekolah maupun dari orang tua, agar siswa bisa menyelesaikan ujian dan
mendapatkan hasil yang baik tentu saja sangat berpengaruh terhadap kondisi mental
siswa. Demi mencapai hasil yang diinginkan oleh semuanya, siswa , orang tua dan
juga pengajar, maka proses belajar dianggap tidak hanya cukup di sekolah saja,
tetapi juga dengan les les tambahan setelah jam sekolah. Hal ini tentu saja
bisa mengurangi waktu istirahat,waktu bermain siswa dan sosialisasi,dimana ketiga
hal ini bisa sebagai salah satu cara unutk melepaskan kondisi mental yang
lelah. Selain proses belajar siswa, kompetisi yang ketat diantara siswa itu
sendiri untuk mendapatkan hasil yang baik sangat berpengaruh juga terhadap
tingkat stress atau kondisi mental dari siswa itu sendiri. Belum lagi harapan
dari orang tua dan sekolah terhadap siswa itu sendiri yang juga berpotensi
menjadikan siswa merasa terbebani secara mental.
Berdasarkan
teori perilaku, perilaku (Behaviour/B)
akan berpengaruh terhadap lingkungan (Environment/E)
dan diri organisme atau person (Person/P)
(Walgito. 2005). Maka sebagai berikut klarifikasinya.
-
Perilaku siswa dalam
mengikuti banyak les tambahan yang menyita waktu (B)
-
Kompetisi yang ketat
diantara siswa untuk bisa mendapatkan nilai baik (E)
-
Orangtua dan sekolah menuntut agar siswa bisa mendapatkan nilai
yang baik ( P)
Prediksi
menurut penulis, sesuai dengan pendapat dari Kiselica dkk bahwa ketidakmampuan siswa menyesuaikan
diri dengan berbagai tuntutan sekolah tersebut akan memicu terjadinya stress(kiselica,dkk,1994).
Jadi apabila tuntutan tentang nilai atau
prestasi siswa agar nilai siswa menjadi baik dengan mengikuti berbagai les
tambahan tidak bisa di manage/atur
dengan baik hal ini bisa berakibat dengan menurunnya hasil ujian siswa itu
sendiri tetapi hal sebaliknya bisa terjadi, dengan adanya les tambahan dan juga
adanya kompetisi yang ketat justru memacu siswa untuk semakin tertantang untuk
memberikan hasil yang baik. Adanya penghargaan dari sekolah tentang siswa berprestasi
bahkan bisa memacu siswa untuk semakin maju,
kemudian waktu bersosialisasi di lingkungan sekitar dan juga waktu bermain yang cukup bisa mengurangi atau menghilangi stres bagi seorang
siswa.
Pengendalian
menurut Felner dan Felner (1989), bahwa keadaan
lingkungan sosial sekolah mempunyai dampak yang sangat besar dan mendalam
terhadap aspek penyesuaian akademis dan sosial siswa, maka untuk menghindari siswa merasa terbebani ataupun stress
adanya les tambahan dan tuntutan dari orang tua maupun sekolah agar mendapatkan
nilai yang baik, siswa itu sendiri harus bisa meluangkan sebagian waktunya
untuk bermain dengan teman sebaya dan juga mengatur waktu les agar tidak
mengganggu jam istirahat sehingga bisa istirahat dengan baik. Sekolah dan rang
tua juga sebaiknya memberi kesempatan siswa untuk bersosialisasi di
lingkungannya tanpa terbebani dengan berbagai macam tuntutan sekolah. Selain
itu sekolah juga bisa mengadakan penghargaan terhadap siswa yang berprestasi dan
menciptakan iklim belajar yang sehat dan menyenangkan sehingga siswa terhindar
dari stres. Apabila siswa sudah termotivasi maka ada kemungkinan bahwa siswa
tersebut sudah siap untuk mengikuti les
tambahan.
Daftar Pustaka
Walgito,B.
(2005). Pengantar Psikologi Umum.
Yogyakarta. Andi.Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya
0 komentar:
Posting Komentar