Training Class untuk Karyawan Baru
Susanti
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi
45 Yogyakarta
Anto (bukan nama sebenarnya) adalah seorang karyawan baru di sebuah
perusahaan X di bidang food and beverages.
Sebelum berhasil menjadi karyawan di perusahaan tersebut Andi telah melalui
beberapa tes. Tes tersebut diantaranya adalah tes interview dengan HRD, tes
tertulis, tes kesehatan dan tes dengan pimpinan cabang perusahaan. Setelah
dinyatakan lolos kemudian Anto mengikuti training class yang diadakan
oleh perusahaan selama tiga hari. Setelah itu Anto diterjunkan langsung di
counter cabang untuk masa percobaan atau on the job training (OJT)
selama dua minggu sebelum melakukan tanda tangan kontrak jika lolos tes oleh
manajer. Ketika Anto mengikuti training class, trainer memberikan
sejumlah materi, kemudian Anto diwajibkan untuk mencatatnya. Hal hal yang wajib
diketahui dan dimengerti Anto misalnya untuk SOP dalam melayani customer,
SOP pembuatan beverages, sandwich, cara penyajian untuk customer,
dan sebagainya. Semua materi hanya diberikan dalam waktu dua hari dan Anto
diwajibkan untuk menghafalnya. Hal tersebut dilakukan agar nantinya jika Anto
diterjunkan di counter cabang Anto sudah mengerti apa yang harus Anto lakukan saat
bekerja. Anto menghadapi kesulitan menghadapi hal tersebut. Anto dituntut harus
mampu menghafal dan menerapkan materi yang Anto dapatkan padahal waktu yang
Anto terima dalam training class hanya dua hari dan dalam dua minggu
Anto diwajibkan mampu menghafal dan menerapkan
semuanya. Untuk beberapa materi misalnya menyebutkan jenis-jenis nama
makanan dan minuman hanya diperlihatkan melalui gambar di buku. Untuk cara
pembuatan dan cara penyajian juga tertulis di buku dan tidak ada video yang
mendukung praktek pembuatan tersebut. Sehingga Anto merasa kesulitan untuk
memahaminya. Tetapi semua itu harus dilakukan Anto sehingga nantinya setelah
masa percobaan dua minggu Anto lolos tes dan menjadi karyawan di perusahaan X.
Prediksi yang diungkapkan penulis jika Anto tidak mundur dari training
class dan berusaha mempelajari materi yang didapatkan maka Anto mampu
mengikuti masa percobaan atau on the job training (OJT) di counter cabang
dengan tidak merasa kesulitan lagi.
Menurut penulis pengendalian yang dilakukan Anto yaitu sebaiknya Anto
mempelajari materi yang didapatkan agar nantinya Anto mampu menerapkannya di counter.
Selain itu Anto juga harus banyak belajar dengan senior di counter saat
masa percobaan atau on the job training (OJT), misalnya dengan melihat
bagaimana senior menyajikan pesanan untuk customer. Hal tersebut sejalan
dengan teori yang diungkapkan Bandura yaitu social
learning theory . Bandura mengungkapkan bahwa individu melakukan
pembelajaran dengan meniru apa yang ada di lingkungannya, terutama
perilaku-perilaku orang lain. Perilaku individu terbentuk melalui peniruan
terhadap perilaku di lingkungan, pembelajaran merupakan suatu proses bagaimana
membuat peniruan yang sebaik-baiknya sehingga bersesuain dengan keadaan dirinya
atau tujuannya.
Referensi
Winarto, Joko. 2011. Teori Belajar
Sosial Albert Bandura. Retrieved from: http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/12/teori-belajar-sosial-albert-bandura-346947.html
pada Kamis, 12 Juni 2014
Kusumadian,
Dewi. 2012. Teori Belajar Sosial (Social
Learning Theory). Retrieved From: http://dewikusumadian.blogspot.com/2012/11/teori-belajar-sosial-social-learning.html
pada Kamis, 12 Juni 2014.
0 komentar:
Posting Komentar