23.10.15

SURAT UNTUK PEMIMPIN NEGERI

Muji Pambudi
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta

               Sebuah surat buat saudaraku para pemimpin negeriku Indonesia, negeri yang indah dan elok, negeri yang penuh dengan keaneka ragaman budaya dan kaya dengan sumber daya alamnya. Sebuah  harapan baru muncul pada setiap  perubahan  kepemimpinan nasional. Harapan itu mengenai sebuah perubahan dari kondisi buruk saat ini menjadi kondisi yang lebih baik. Mungkinkah harapannya ini bisa terwujud?  heem ....ini adalah sebuah pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh saudara-saudaraku yang kebetulan sekarang menjadi pemimpin bangsa ini. Apakah saudaraku sanggup menjawab pertanyaan ini? Ada begitu banyak harapan yang kami tumpukkan ke pundakmu wahai saudaraku.. Korupsi, kerusuhan masih kita lihat di sekitar kita, rakyat miskin, kebebasan beribadah masih sekedar sebuah  menjadi slogan. Begitu banyak hal yang harus engkau perbaiki. Saudaraku, tentu tidak mudah untuk memenuhi tuntutan itu, tetapi tuntutan tersebut bukan hal yang tidak mungkin untuk dilaksanakan. untuk memenuhi harapan  tersebut. Hanya niat dan tekad ingin membangun negeri inilah yang bisa membawa saudaraku mengubah kondisi negeri.
                   
 Saudaraku, karakter Pandawa lima dalam kisah pewayangan bisa dipakai sebagai bahan renungan. Renungan itu tentang bagaimana karakter seorang pemimpin yang diharapkan agar bisa membawa negeri ini menjadi lebih makmur, adil dan damai. Pandawa lima adalah sebutan untuk lima orang bersaudara, putra dari Pandu Dewanata. Mereka adalah Yudhistira, Bima, Arjuna dan si kembar Nakula dan Sadewa. Mereka semua memiliki karakter yang kuat dan baik. Bila lima karakter itu berada dalam satu orang pemimpin, niscaya pertanyaan dan harapan masyarakat tentang Indonesia yang makmur, adil, damai dan sejahtera akan terwujud.
               YUDISTIRA, adalah yang tertua,. memiliki karakter yang bijaksana, sabar,  jujur tidak pernah berbohong selama hidupnya, adil, berwibawa dan penuh percaya diri, suka memaafkan. Saudaraku, dari Yudistira kita bisa belajar bahwa seorang pemimpin harus bijaksana dan percaya diri dalam menentukan kebijakan, sehingga keputusan yang diambil akan bermanfaat untuk masyarakat. Dengan kejujuran dan kesabaran, setiap masalah yang dihadapi bisa dengan tenang dan mudah untuk diselesaikan. Jadilah pemimpin yang mengayomi dan melindungi warganya seperti orangtua pada anaknya.
                BIMA, merupakan putra kedua. Ia memiliki karakter tegas, berani dan  adil. Saudaraku, Bima adalah simbol ketegasan dalam menegakkan peraturan dan hukum yang berlaku, meskipun yang dihadapi adalah anaknya sendiri. Karakter inilah yang juga kami harapkan darimu Saudaraku, ketika korupsi dan kejahatan  terjadi di mana-mana, maka engkau diharapkan akan berdiri di depan untuk menegakkan peraturan dengan tegas tanpa pandang bulu.
               ARJUNA, memiliki karakter yang lembut, cerdik, sopan, dan teliti. Sebagai seorang pemimpin semestinya harus cerdik dan pandai karena ia harus menyelesaikan banyak masalah bangsa. Kecerdikan dan pembawaan yang lembut akan menaklukkan masyarakat yang beringas sehingga mereka dapat diarahkan pada hal-hal yang positif.
            NAKULA dan SADEWA adalah si kembar yang mempunyai karakter perwatakan jujur, setia, taat, dan dapat menjaga rahasia. Keistimewaan Sadewa adalah kemampuan mengingat yang sangat kuat, dan Nakula memiliki penglihatan masa depan yang akurat. Pemimpin hendaknya mampu melihat masa lalu sebagai sebuah landasan untuk penyusunan rencana-rencana masa depan.
Semoga karakter Pendawa lima yang berada dalam diri pemimpin Indonesia bukan merupakan harapan yang utopis. Selamat memimpin bangsa Indonesia, saudaraku.



0 komentar:

Posting Komentar