13.10.15

Ringkasan Artikel: Pencemaran Udara Ganggu Janin

Terbitan Koran Kedaulatan Rakyat tanggal 8 Mei 2015
Naurmi Rojab Destiya
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


            Bayi yang dilahirkan sebelum, selama dan setelah Olimpiade di Beijing ternyata tidak sama kondisinya. Ini terkait pencemaran udara yang menyangkut penelitian terhadap ribuan bayi oleh Profesor David Rich dari University of Rochester yang terpapar pada jurnal Environ National Institute of Environmental Health Sciences. Disebutkan, beberapa tahun sebelum dan sesudah Olimpiade tingkat polusi lebih tinggi dua kali lipat dibandingkan polusi selama Olimpiade berlangsung, karena Pemerintah Beijing kerja keras mengurangi pencemaran udara.
            Berat bayi-bayi saat Olimpiade berlangsung berbeda dengan tahun sebelum dan sesudahnya. Diketahui ketika tingkat polusi udara meningkat di bulan ke-8 kehamilan terjadi penurunan berat bayi saat dilahirkan. Ketika masa kehamilan memasuki bulan ke-8 saat Olimpiade berlangsung dimana tingkat polusi udara lebih rendah terlihat peningkatan berat bayi.
            Dari temuan itu disimpulkan , kelahiran bayi dengan berat yang rendah dianggap sebagai penanda penting kesehatan bayi. Bayi dengan berat badan rendah lebih beresiko mengalami masalah perkembangan saat menuju balita, dan diduga beresiko lebih besar untuk penyakit jantung di kemudian hari.
            Menurut teori Prof David Rich, pencemaran udara menyababkan peradangan pada ibu, yang membatasi nutrisi yang diserap oleh fetus ketika sedang tumbuh pesat. Fetus (janin) adalah nama yang diberikan untuk bayi yang belum lahir dari minggu kedelapan setelah pembuahan hingga saat kelahiran.

            Bagi Prof Rich, apa yang dilakukannya sebagai percobaan alami. Apapun mekanismenya, penelitian yang dilakukan mempunyai pesan kesehatan public yang penting. Kota yang berpolusi tinggi selayaknya tingkat polusinya diturunkan dengan drastic.

0 komentar:

Posting Komentar