20.10.15


Pola Asuh yang Salah
Umi Fatimah
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta

Gender dalah elemen dasar dari konsep diri kita, Berupaya membuat perbedaan dalam hal peran, perilaku mentalitas dan karekteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. Pandangan perspektif kognitif juga sangat berguna untuk memahami bagaimana belajar tentang gender (Martin & Ruble, 2004). Pegatahuan bahwa kita adalah pri atau wanita, pemahaman tentang gender identity (identitas gender), telah kita dapatkan sejak dini.  Anak bisa menyadari gendernya dan dapat memberi tahu kita bahwa wanita atau laki-laki. Tetapi semua itu tergantung cara peghasuhnya yang memperlakukan anak sesuai dengan jenis gendernya. Misalnya Anak perempuan yang diperlakuakan seperti laki-laki maka ia akan tumbuh seperti laki-laki pula. Walaupun gendernya perempuan tetapi gaya hidupnya bisa seperti laki-laki (tomboy).  Seperti yang dialami wati, ia sejak kecil memiliki gender perempuan, tetapi keluarga ingin mempunyai anak laki-laki, akhirnya wati diperlakukan seperti anak laki-laki, seperti dibelika mainan mobil-mobilan, bajunya seperti anak laki-laki. Dari perlakukan orang tuanya untuk dari membuat wati seperti anak laki-laki.

 Ketika anak sudah merasa nyaman dengan perannya maka ia bisa berfikir akan mengubah genderny misalnya perempuan pindah kelaki-laki, begitu pun sebaliknya. Zaman sekarang banyak yang ingi mengubah gendernya, ini adalah salah satu aspek dari perlakuan asuhan dari orang tua. Walaupun ini bukan pengaruh satu-satunya tetapi pengaruh dari  cara asuhan orang tua juga sangat mempengaruhi  bagi perkembangan anak.

Penulis memprediksi ketika keluarga sudah memperlakukan sesuai dengan gendernya harapanya anak dapat menyesuaikan diri antara fisiologis yang ia miliki dengan tuntutan perilaku, tetapi tidak membatasi diri pada steroetep gender.

Sebaiknya sebagi orang tua harus bisa memeperlakukan anaknya sesuai dengan gendernya, karena itu sangat bisa mempengaruhi perkembangan anak kelak  Apabila anak perempuan menyukai perkelahian robot-robotan orang tua harus mengarahkan dan member pengertian bahwa perempuan itu bermain sesuatu yang lembut misalnya main boneka, masak-masakan dsb. Begitupun sebaliknya. Perlakukanlah anak sebagainana mestinya dan sesuai gender masing-masing.

Daftar pustaka:

Walgito, B. (1994). Psikologi Sosial suatu penghantar.  Yogyakarta: Penerbit ANDI OFFSET 

0 komentar:

Posting Komentar