Universitas Proklamasi 45
Fak. Psikologi
Ny
.ARB adalah seorang Karyawan di sebuah Rumah Sakit terkenal di yogyakarta, dia
sudah bekerja melayani klien di Rumah
sakit tersebut. sebagai tugas utama adalah mengatur jadwal karyawan, mengatur
pelayanan di bagian yang dipimpinnya dan melayani klien. Sedangkan atasannya
adalah Ny.SR yang mempunyai sifat suka merecoki
pekerjaan, otoriter juga kurang percaya terhadap kemampuan anak buahnya, selain
itu atasannya juga kadang suka menyalahkan anak buahnya walaupun itu adalah
kesalahan yang terjadi akibat ketidak telitiannya. Perilaku Atasan yang
seperti ini membuat suasana kerja di
kantor kadang menjadi tidak harmonis,
karena disatu sisi atasan merasa yang paling tahu segalanya di satu sisi anak
buah merasa sebagai objek dari kesalahan yang ada, hal ini menyebabkan motivasi
dan kinerja karyawan kadang menurun , selain itu juga tidak ada penghargaan yang di dapat dari
atasan jika melakukan hal yang bagus tetapi juga tidak ada pengarahan dari Atasannya jika karyawan
melakukan sesuatu yang tidak benar. Menurunnya kinerja dan motivasi Pelayananan
terhadap klien tentu berpengaruh
juga terhadap image pelayanan di Rumah Sakit tersebut secara keseluruhan. Kasus diatas menurut
penulis juga sesuai dengan pendapat Bandura (Walgito,1994:17) yang
mengungkapkan bahwa perilaku individu,lingkungan dan individu saling
berinteraksi satu dengan yang lain. Disini Aktornya adalah Ny.SR sebagai atasan
di sebuah RS sedangkan tingkat interpersonal suasana kerja dikantor yang
dipimpin oleh Ibu RS.
Selain
itu dari hasil wawancara tersebut juga sesuai dengan pendapat Kurt Lewin
seorang tokoh dalam psiokologi sosial (Fisher:1982 dalam Shinta:2002) berpendapat
bahwa perilaku sosial individu sangat dipengaruhi oleh interakasi
variabel individu dan juga variable lingkungannya, rumusnya yang terkenal adalah
B=f (P.E)
B
menunjukkan Behavior yaitu perilaku
individu. P menunjukkan Personal
yaitu variabel Individu.E menunjukan environment
yaitu variabel lingkungan sedang f berart fungsi. Jadi jika berdasarkan rumus
tersebut bisa di sampaikan bahwa
-
Perilaku Atasan yang perfeksionis, otoriter
dan kurang percaya terhadap kemampuan anak buah (B)
-
Motivasi dan kinerja anak buah yang menurun (P)
-
Suasana kerja yang tidak harmonis ( E)
Jika
mengacu pada rumus dari tersebut maka perilaku individu merupakan fungsi
variable dari individu dan lingkungan dimana semuanya saling pengaruh
mempengaruhi dan tidak berdiri sendiri sendiri.
Lalu
bagaimanakah akibat yang ditimbulkan
dari perilaku atasan terhadap bawahan otoriter, suka merecoki pekerjaan anak buah dan tidak percaya akan kemampuan
anak buah ? konsekuensi yang ditimbulkan
tentu
bisa menjadi negatif yaitu untuk
tingkat individu dari anak buah, merasa sebagai objek dari kesalahan yang ada
sehingga kinerja dan motivasi menjadi turun,ini sedang konsekuensi untuk tingkat kelompok atau
lingkunga primer menjadikan suasana kerja antar karyawan tidak harmonis sehingga pelayanan menjadi menurun pada
akhirnya mempengaruhi pelayanan secara umum di Rumah Sakit tersebut. Hal ini
sesuai pendapat bahwa lingkunga sosial dan lingkungan primer ini memiliki
pengaruh sangat besar terhadap keadaaan
individu sebagai anggota masyarakat (Walgito,1994)
Daftar
PustakaWalgito,B. (1994). Psikologi social:suatu pengantar. Yogyakarta: Penerbit ANDI OFFSET
Shinta, A.(2002). Pengantar Psikologi Sosial. edisi ke-2.Yogyakarta: Universitas Proklamasi 45.
0 komentar:
Posting Komentar