Pentingnya
Komunikasi
Umi
Fatimah
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Komunikasi
sebagai integrator sosial, Filsafat melihat posisi komunikasi dalam hubungan
timbal balik antara manusia dan alam semesta (lanigan, 1979). Tanpa adanya
komunikasi manusia akan terasa sendiri tanpa adanya orang lain, Karena
komunikasi adalah salah satu bentuk untuk bersosialisasi dengan orang lain.
Ahli – ahli ilmu sosial telah mengungkapkan bahwa kurangnya komunikasi akan
menghambat kepribadian (davis, 1940, Wasserman, 1924).
Semua
anak yang terlahir didunia ini adalah titipan. Bagi setiap orang tua wajib
untuk merawatnya dengan baik. Sesibuk apapun aktifitas orang tua harus bisa
membagi waktunya untuk anak – anaknya, paling tidak hanya sekedar komunikasi
antara anak dengan orang tua, agar anak tidak merasa jauh dengan orang tuanya.
Sebagai mana yang dialami ita. Sejak kecil ia diasuh oleh pengasunya karena
kedua orang tuanya sibuk bekerja, bahkan
semua kegiatan ita orang tuanya tidak mengetahuinya. Secara materi ita sudah
terpenuhi akan tetapi untuk kasih sayang dari orang tuanya ia belum bisa
merasakannya, karena sibuknya kedua untuk bekerja, ia harus selalu bersama
pengasuhnya dan ini yang membuat kepribadian ita kurang baik. Kurangnya
perhatian dari orang tuanya membuat ia tidak bisa memanage uang, ia tidak bisa
menghargai uang dan selalu memfoya – foyakannya. Ia merasa hidup ini tidaklah
adil mengapa ia tidak bisa seperti teman – temnnya disekolah yang selalu diperhatikan
dan selalu diantar ketika berangkat sekolah. Ia irih dengan teman – temanya,
sehinnga ia menjadi kepribadian yang pemarah karena keinginannya selama ini
belum pernah terpenuhi.
Penulis
memprediksi dari iustrasi diatas, Ketik anak jarang komunikasi degan orang
tuanya akan menimbulkan kepribadian yang kurang baik, Ia kurang suka untuk
bersosialisasi maupun membantu orang lain,
bahkan bisa menjadi anak yang individual, Karena sejak kecil ia terlatih
untuk hidup sendiri tanpa kasih sayang dari kedua orang tuanya.
Sebaiknya
sebagai orang tua harus bisa membagi waktunya untuk anak – anaknya. Anak sangat
membutuhkan bimbingan / didikan dari orang tua, kurangnya komunikasi bisa
membawa anak menjadi kurang baik dan bisa juga ia memprepsikan bahwa komunikasi
itu tidaklah penting, karena ia sudah terbiasa untuk hidup sendiri tanpa pantauan dari orang tua.
Daftar Pustaka:
Rahmat,
J. (1985). Psikologi komunikasi. Bandung:
Remadja Karya CV Bandung.
0 komentar:
Posting Komentar