30.10.15

Nanda Senang Diajari Bikin Kompos



Nanda Senang Diajari Bikin Kompos

Aldy febrianto
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta

            Para siswa SDN Kalimenur Sentolo berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil di belakang sekolah, Rabu (27/5) siang. Mereka bersama-sama membuat pupuk kompos dan kerajinan dari dedaunan kering dan barang bekas.
            Tugas-tugas itu mereka kerjakan sesekali di sela-sela kegiatan belajar mengajar. Namun tugas pokok harian mereka, selain belajar, adalah mengumpulkan dan memungut sampah disekitar sekolah.
            Semua itu berkat tangan-tangan siswa bersama para guru yang peduli lingkungan. Perjuangan mereka selama empat tahun menjadi sekolah berwawasan lingkungan pun menunjukkan hasilnya.
            Selain menjadi sekolah ramah lingkungan, kali ini mereka terpilih mewakili kulonprogo maju penilaian sekolah adiwiyata tingkat DIY. Di sela-sela penilaian oleh tim dari DIY dan kulonprogo, rabu siang, itu para siswa menunjukkan kebolehannya mengolah dedaunan kering dan sampah plastik menjadi kompos dan kerajinan.
            Tak heran, sekolah yang dulu gersang tanpa tanaman itu kini mulai tampak rindang. Sekolah itu bahkan memiliki kebun obat-obatan tradisional semacam tanaman jahe dan sebagainya.
            Kepala SDN kalimenur, karsiyem mengatakan, perintisan sekolah adiwiyata dilakukan sejak empat tahun lalu. “Ada empat komponen Adiwiyata, terkait kebijakan sekolah soal lingkungan, kurikulum, pendidikan lingkungan berbasis partisipasif, dan pendidikan ramah lingkungan,” katanya.
            Kepala KLH Kulonprogo, Suharjoko menyebut, di kulonprogo terdapat tiga sekolah adiwiyata mandiri, yakni SD 4 wates, SMK 1 wates, dan SD kembangmalang. “Ada juga sekolah adiwiyata tingkat nasional SMAN 1 temon dan sekolah adiwiyata DIY SD temon,” tuturnya.

Daftar Pustaka : Tribun Jogja,28 mei 2015

0 komentar:

Posting Komentar