23.10.15

MENYELAMATKAN GENERASI MUDA DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN DARI PERSOALAN RADIKALISME


Muji Pambudi

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

            Negara –negara di dunia saat ini sedang banyak menghadapi  berbagai macam persoalan, baik persoalan yang ada di dalam negeri maupun luar negeri seperti permasalahan ekonomi, perbatasan Negara, terorisme, radikalisme,kemiskinan dan masih banyak lagi yang berdampak juga terhadap Negara lain. Seperti contoh terorisme yang terjadi di suatu Negara, bisa sangat mungkin bahwa rencana aksinya di di lakukan di Negara lain, tentunya ini akan berpengaruh juga terhadap hubungan antar Negara. Indonesia sebagai bagian komunitas dunia juga mengalami hal yang sama, termasuk di dalamnya adalah  persoalan  radikalisme yang saat ini sangat mengkuatirkan yang  terjadi di Indonesia.  
Berbagai peristiwa radikalisme  yang terjadi  di Indonesia tentu mengganggu suasana damai, suasana tenang, rasa kebersamaan antar warga yang selama ini selalu didambakan oleh siapapun yang mempunyai pikiran sehat dan juga hati yang  baik. Padahal radikalisme merupakan tahap sebelum  terjadinya terrorisme, mengutip Rizal Sukma (2004) , “ Radicalism is only one step short of  terorrisme”. Dengan kenyataan yang ada saat ini bahwa di Indonesia sudah  mulai marak terjadi, semestinyalah kita semua harus menaruh perhatian yang serius terhadap masalah tersebut. Tidak hanya pemerintah  melalui departemen-departemen yang ada tetapi juga kita sebagai warga negara harus ikut berpartisipasi dalam mencegah terjadinya persoalan radikalisme di lingkungan kita. Bahkan peran sekolah dan Kampus sebagai sarana pendidikan harus di galakkan sebagi ujung tombak pencegahan radikalisme terutama di  kalangan generasi muda.
Kita bisa melihat bahwa saat ini gerakan –gerakan Radikalisme banyak terjadi di Indonesia dan generasi muda sebagai calon pemimpin bangsa malah banyak yang terlibat di dalamnya. Dalam sejarah bangsa Indonesia, sangat  banyak  peran  kunci generasi muda  dari saat perjuangan kemerdekaan  seperti Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 ataupun saat Reformasi tahun 1998 dimana ada peralihan  kekuasaan dari era “order baru” ke “era reformasi”. Tetapi justru saat ini, kita melihat begitu  banyak generasi muda yang  terlibat dalam  radikalisme. Kaum  muda yang memang masih dalam  proses mencari jati diri dan masih banyak belajar mengenal segala hal, masih haus akan banyak informasi, menjadi sangat mudah untuk di masuki ideologi-ideologi yang memperkuat radikalisme.  Tentu  saja banyak factor yang menyebabkan radikalisme tumbuh subur di kalangan generasi muda, seperti karena krisis identitas, pemahamam akan keagamaan yang kurang ataupun krisis social  dan politik yang muncul saat ini dan mereka salah menanggapinya. Saat ini  penganut gerakan radikal tersebut banyak yang menyisipkan paham  atau  ideologinya dan  menyebarkan luaskan jaringan melalui kampus ataupu n sekolah-sekolah.  Generasi muda  mempunyai pergaulan yang luas sehingga hal ini  di anggap sebagai sarana yang pas untuk menyebarkan paham-paham radikal tersebut diantara mereka dan sebagai sesama generasi muda akan lebih memudahkan komunikasi terjalin diantara mereka.

Apakah yang terjadi jika generasi muda sebagai calon pemimpin bangsa, baik itu dari tingkatan daerah  maupun pusat sudah terinfiltrasi oleh pemahaman radikal, tentu saja ini sangat  memprihatinkan dan membahayakan keutuhan bangsa Indonesia.Sehingga sudah seharusnya bahwa Sekolah dan Kampus yang menjadi sarana pendidikan  harus mampu untuk memberikan informasi dan pemahaman yang benar tentang apa itu radikalisme, akibat yang ditimbulkan bagi dirinya maupun bagi orang lain, sehingga generasi muda mempunyai pemahaman yang benar tentang radikalisme, baik radikalisme keagamaan maupun yang lainnya. Sehingga generasi muda bisa membentengi dirinya sendiri dari pemahaman-pemahaman yang radikal.

Lalu sebenarnya bagaimanakah  radikalisme di kalangan generasi muda bisa terjadi ? Berbagai macam  cara di lakukan oleh  penganut radikalisme agar paham-paham yang mereka percayai atau yakini  sebagai sebuah kebenaran atau  ideologi yang merekan anut bisa tersampaikan  dan  mendoktrin   pola pikir generasi muda, baik itu melalui perkumpulan keagamaan yang bersifat eksklusif, ataupun  melalui website-website yang mereka buat sebagai sarana propaganda  bahkan dalam  proses pembelajaran  atau pendidikan maupun  kegiatan ekstrakurikuler bisa dimasukinya.  Hal ini bisa di sebabkan oleh  kurangnya pendampingan dari guru disekolah, tetapi bisa  juga kurangnya pemahaman guru dan siswa tentang  agama, sehingga mereka tidak ada tempat bertanya dan hal ini semakin memudahkan ideologi-ideologi radikalisme masuk kedalam lingkungan sekolah.

System pendidikan yang ada saat ini, lebih banyak ke arah proses transfer ilmu kepada orang lain atau murid. Pendidikan sebagai kawah candradimuka seharusnya menyiapkan generasi muda yang berkualitas yang terbebas dari segala macam paham radikalisme. Sehingga konsep dan system  pendidikan juga perlu di kaji ulang mengikuti dinamika dan perkembangan yang ada, juga selaras dengan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sistem pendidikan seharusnya tidak hanya membuat generasi muda terbebas dari kebodohan tetapi seharusnya juga menciptakan generasi muda yang memiliki moral yang baik dan  kesadaran  akan  perannya sebagai generasi muda bagi bangsa dan masyarakat.

Sistem pendidikan kita seharusnya bisa mengkaitkan langsung dengan kondisi sosial yang ada di masyarakat. Hal ini untuk meningkatkan budi pekerti, watak atau  karakter dan kesadaran  generasi muda akan kondisi sosial yang ada  atau permasalahan-permasalahan yang ada dilingkungannya.  Dengan budi pekerti, watak atau karakter generasi muda yang baik maka mampu untuk melenyapkan atau menutupi sifat-sifat manusia yang jahat, mampu membentengi  generasi muda dari pengaruh buruk  radikalisme dan yang lain lainnya. Pendidikan bukan hanya sebatas teori saja, tetapi bisa menyatukan antara pikiran dan tindakan. Sehingga sistem pendidikan yang baik sangat berperan dalam  membentuk  pikiran dan tindakan generasi muda yang akan terbebas dari pengaruh paham-paham  radikalisme dan paham yamg menyesatkan.  Bahkan dalam kasus radikalimen ini, generasi muda yang  mempunyai karakter yang baik dan kuat bisa menjadi pribadi yang bisa menyadarkan para penganut paham radikalisme agar kembali menuju ke pemahaman yang benar.
                                         

Sumber Pustaka

0 komentar:

Posting Komentar