30.10.15

Ketidakadilan Dalam Penilaian Kerja


     Ana Prihatini
   Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
     Yogyakarta

Mendengar ketidakadilan dalam dunia kerja mungkin tidak asing bagi beberapa kalangan masyarakat, terutama mereka yang sudah bergelut didalam dunia kerja. Pemimpin di lingkungan kerja sangat berperan penting dalam mengatur kinerja setiap karyawannya,dan tidak jarang karyawan melakukan protes terhadap pimpinan perusahaan. Salah satu penyebabnya adalah karena karyawan diperlakukan tidak adil oleh pimpinan perusahaan. Di tingkat puncak, karyawan bisa diperlakukan tidak adil dalam hal proses rekrutmen dan seleksi, kesempatan kerja,ketidakadilan yang terjadi dalam bentuk perlakuan antar individu, ketimpangan pengakuan prestasi, diskriminasi penugasan, perbedaan peluang berpendapat, dsb. Salah satu penyebabnya hak-hak karyawan yang seharusnya mereka dapatkan malah justru tidak diutamakan,pemimpin hanya mementingkan kemajuan perusahaanya.Ketika ketidakadilan masih saja terjadi maka sama saja pimpinan perusahaan membiarkan lingkungan kerja yang kurang sehat. Akibat berikutnya, motivasi kerja karyawan semakin menurun dan dapat mengakibatkan kinerja mereka juga menurun. Tentunya akan mengganggu aktifitas bisnis dan kinerja perusahaan.Persoalan ketidakadilan menyebabkan ketidakpuasan yang apabila tidak diselesaikan akan menimbulkan masalah ditempat kerja,seperti datang terlambat,mengabaikan perintah atasan dll hal ini merupakan bentuk penyimpangan yang dilakukan secara sadar untuk mengganggu perusahaaan (aquino,1999).
Cropanzano et al.(2007)menyatakan bahwa terdapat tiga alasan mengapa karyawan peduli terhadap masalah keadilan.Pertama,manfaat jangka panjang,
karyawan lebih memilih keadilan yang konsisten daripada keputusan seseorang,
karena dengan keadilan tersebut karyawan dapat memprediksi hasil dimasa yang akan datang.Karyawan juga mau menerima  imbalan yang tidak menguntungkan
sepanjang proses pembayarannya adil dan mendapat perlakuan yang bermartabat.Kedua, pertimbangan sosial, setiap orang mengharapkan diterima dan dihargai oleh pengusaha tidak dengan cara kasar dan tidak dieksploitasi.Ketiga, pertimbangan etis, orang percaya bahwa keadilan merupakan cara yang secara
moral tepat dalam memperlakukan seseorang. Karena itu maka dibutuhkan posisi kepemimpinan perlu diperkuat dalam hal pemahaman sistem nilai organisasi khususnya tentang pentingnya rasa keadilan bagi karyawan.Dengan demikian motivasi kerja karyawan akan meningkat dan kinerjanyapun akan lebih maksimal.Hal tersebut tentunya akan berdampak bagi perusahaan tersebut lebih maju karena karyawannya diperlakukan sebagai mana mestinya.
                                                                                     
Daftar Pustaka                         
Aquino, K., Lewis, M.U., & Bradfield, M. 1999. Justice Construct, Negative Affectivity, & Employee Deviance : A Proposes Model & Empirical Test. Journal Of Organizational Behavior, Vol. 20, pp. 1073 -1091.
Cropanzano, R.& Greenberg, J.1997. Progress In Organizational Justice : Tunneling Through The Maze. International Review Of Industrial & Organizational Psychology. New York : John Wiley & Sons
                                                    

                                        
                                    

0 komentar:

Posting Komentar