A.
Latar Belakang Masalah
Organisasi
adalah suatu sistem yang dirancang untuk dapat mencapai tujuan yang telah
dikehendaki. Sedangkan menurut Paul Preston dan Thomas Zimmerer mengatakan
bahwa Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam
kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
(Organization is a collection people, arranged into groups, working together to
achieve some common objectives). Organisasi
terdiri dari banyak orang yang didalamnya terbentuk beberapa tim. Dalam
masing-masing tim dibutuhkan kerja sama tim yang baik untuk mencapai sebuah
tujuan secara efisien. Untuk mencapai kinerja yang seefisien mungkin, sebuah
organisasi memerlukan peran aktif dalam anggotanya. Tim-tim yang terdiri dari beberapa anggota
tersebut guna membentuk pertahan dalam
persaingan dengan organisasi lain, serta dapat mencapai target. Kerja sama tim
sangat diperlukan guna meningkatkan efiseinsi kerja dalam berbagai kegiatan
keorganisasian. Jika organisasi tidak memiliki kerja sama yang kuat antara tim
satu dengan tim lainnya, maka hasil dari kerjanya tidak akan memuaskan dan
tidak efisien (tepat waktu).
Berdasarkan
uraian di atas dapat dihubungkan dengan sebuah organisasi Osis yang berada di
MAN Maguwoharjo. Organisasi ini merupakan organisasi formal yang terikat dengan
institut sekolah. Dalam organisasi ini terdapat kurangnya peran aktif dari
anggota sehingga terbentuk kerjasama yang buruk antar divisi. Hal ini
mengakibatkan beberapa kegiatan program tahunan yang telah dirancang kurang
tercapai. Misalnya, ketika memperingati hari sumpah pemuda pada tanggal 28
Oktober. Karena kurangnya kerjasama tim/divisi yang mana antar tim/divisi juga
saling cuek, maka terjadilah keterlambatan latihan upacara, sehingga upacara
berjalan kurang memuaskan dengan adanya beberapa kesalahan.
Menurut
Sopiah (2008:30). Dengan organisasi yang telah merestrukturisasi diri akan
dapat bersaing dengan efektif dan efisien, berubah menjadi tim yang mampu
memanfaatkan bakat karyawan secara lebih baik. Berarti terdapat dampak positif
dari kerjasama tim terhadap efisiensi kerja. Sedangkan, efisiensi kerja adalah
perbandingan terbaik antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang
sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu maupun hasilnya yang
meliputi pemakaian waktu yang optimal dan kualitas cara kerja yang maksimal
(Sedarmayanti, 2001:112). Dalam suatu organisasi efisiensi kerja menjadi salah
satu faktor pendorong bagi organisasi yaitu mencapai tujuan bersama. Sopiah
(2008:31) juga mengungkapkan bahwa tim kerja merupakan kelompok yang
upaya–upaya individualnya menghasilkan suatu kinerja yang lebih besar daripada
jumlah dari masukan individu–individu. Suatu tim kerja membangkitkan sinergi
positif lewat upaya yang terkoordinasi. Upaya-upaya individual mereka
menghasilkan suatu tingkat kinerja yang lebih besar daripada jumlah masukan
individu tersebut.
Selain
itu, Robbins dan Judge (2008:466) mengungkapkan tim kerja adalah kelompok yang
usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah
masukan individual. Hal ini memiliki pengertian bahwa kinerja yang dicapai oleh
sebuah tim lebih baik daripada kinerja perindividu disuatu organisasi ataupun
suatu perusahaan. Menurut Allen (2004:21) pekerja tim atau tim kerja adalah
orang yang sportif, sensitif dan senang bergaul, serta mampu mengenali aliran
emosi yang terpendam dalam tim sangat jelas.
Tahap Dalam Membangun Kerja Tim
Menurut
Hutasuhut (2008) ada 5 tahap/langkah dalam membangun sebuah kerja tim, antara
lain:
1.
Membentuk Struktur Tim
Setiap
tim harus bekerja dengan suatu struktur yang memadai agar berdaya menangani
isu-isu berat dan memecahkan persoalan-persoalan yang rumit. Walau struktur
bisa berbeda antara perusahaan satu dengan lainnya, namun komponen yang umumnya
ada meliputi: Tim Pengarah, Perancang Tim, Pemimpin, Rapat-rapat dan Proses
konsultasi.
2.
Mengumpulkan Informasi
Membangun
tim harus dimulai penilaian diri anggota kelompok (self-assesment), untuk
mengetahui kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh setiap anggota.
Pengembangan tim dapat ditetapkan berdasarkan data yang diperoleh dari survai
tentang sikap, wawancara dengan anggota tim, dan pengamatan atas
diskusi-diskusi kelompok. Cara-cara tersebut bermanfaat untuk menilai sejumlah
hal, antara lain iklim komunikasi, rasa saling percaya, motivasi, kemampuan
memimpin, pencapaian konsensus, dan nilai kelompok. 6
3.
Membicarakan Kebutuhan
Tim
harus mendiskusikannya secara terbuka, dan mencoba menginterpretasikannya.
Melalui proses ini akan ditemukan sejumlah kebutuhan; kekuatan yang ada harus
dicoba dipertahankan dan dikembangkan sedangkan kelemahan harus segera diatasi.
Proses ini bisa berlangsung dalam beberapa kali pertemuan guna menemukan
hal-hal yang memang sangat dibutuhkan.
4.
Merencanakan Sasaran dan Menetapkan CaraPencapaiannya
Tim
harus menetapkan tujuan dan misinya, serta menetapkan prioritas kegiatan.
Konsultan akan sangat membantu dengan cara memberikan saran-saran tentang teknik
atau kegiatan yang mungkin dilakukan dalam upaya mencapai tujuan.
5.
Mengembangkan Keterampilan
Sebagian
besar proses pembangunan tim akan memusatkan kegiatannya pada pengembangan
ketrampilan yang diperlukan untuk menciptakan tim yang berkinerja tinggi.
Pengertian Efisiensi Kerja
Secara
umum efisiensi memiliki arti bagaimana sebuah perusahaan/organisasi dalam
mencapai tujuannya dengan berhasil tanpa harus membuat perusahaan mengeluarkan
biaya yang besar.Menurut Miraza (2004:87) efisien adalah pemakaian biaya atau
bentuk pengorbanan lainnya dari setiap komponen pada setiap aktivitas usaha
yang berjalan secara wajar.Komponen tersebut meliputi biaya, waktu dan tenaga
kerja.
Dalam
bahasa Indonesia, efisien diterjemahkan sebagai daya guna (Syamsi, 2004:2). Ini
menunjukkan daya guna tidak hanya hasilnya saja, tetapi juga ditekankan pada
daya atau usaha /pengorbanan untuk mencapai hasil tersebut, agar tidak terjadi
pemborosan. Sehingga dapat didefenisikan efisiensi kerja adalah perbandingan
terbaik antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh
pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu maupun
hasilnya yang meliputi pemakain waktu yang optimal dan kualitas cara kerja yang
maksimal.(Sedarmayanti, 2001:112).
Sumber-sumber Efisiensi Kerja
Menurut
Sedarmayanti (2011:118) sumber utama efisiensi kerja adalah manusia, karena
dengan akal, pikiran dan pengetahuan yang ada, manusia mampu menciptakan cara
kerja yang efisien. Unsur efisien yang melekat pada manusia adalah:
a. Kesadaran
Kesadaran manusia akan sesuatu merupakan
midal utama bagi keberhasilannya. Dalam hal ini efisiensi, kesadaran akan arti
dan makna efisiesn sangat membantu usaha-usaha kearah efisiensi. Efisiesni
sesungguhnya berkaitan erat dengan soal tingkah laku dan sikap hidup
seseorang.Artinya bahwa tingkah laku dan sikap hidup seseorang dapat mengarah
perbuatan yang efisien atau sebaliknya.
b. Keahlian
Unsur keahlian dalam efisiensi, melekat
juga pada manusia. Keahlian manusia akan sesuatu perlu ditunjang dengan adanya
peralatan, supaya efisiensi yang dicapai dapat lebih tinggi daripada tanpa
menggunakan alat. Sebab keahlian tanpa disertai dengan adanya fasilitas, tidak
mungkin dapat diterapkan guna menghasilkan sesuatu yang terbaik dan selancar seperti
kalau disertai dengan fasilitas.
c. Disiplin
Kedua unsur termasuk belum akan menjamin
hasil kerja yang baik, kalau tidak disertai dengan unsur disiplin. Oleh karena
itu dalam efisiensi termasuk faktor waktu, sedangkan disiplin adalah satu unsur
penting dalam efisiensi.Unsur disiplin sesungguhnya berkaitan erat dengan unsur
kesadaran, sebab disiplin ini timbul juga dari kesadaran.
A.
Kesimpulan
Organisasi
terdiri dari berbagai macam individu yang dituntut untuk bekerja dalam rangka
mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, organisasi harus melakukan
kerjasama tim guna mencapai target yang telah ditetapkan.
B.
Daftar Pustaka:
Dina
& Lucy. 2008. Analisis Hubungan
Kerjasama Tim Untuk Meningkatkan Efisiensi Kerja Pada PT Mitha Samudera Wijaya
Medan. Journal. Medan. Dipublikasikan.
0 komentar:
Posting Komentar