Restu Wahyuningtyas dan Susanti
Fakultas Psikologi
Univeersitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Kerjasama
merupakan salah satu bentuk dari interaksi sosial (Soekanto, 2013). Kerjasama
timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya. Masih menurut
Soekanto (2013), kerja sama merupakan suatu usaha bersama antara orang
perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan
bersama. Tim adalah terciptanya sinergi atau kekuatan yang berasal dari
kelompok dalam rangka pencapaian tujuan organisasi (Wibowo dalam Warsihna,
2013). Kerja tim adalah kemampuan untuk bekerja sama menuju suatu visi dan
misi yang sama, kemampuan mengarahkan pencapaian individu kearah sasaran
organisasi
|
|||
Presentasi dengan tema kerjasama tim ini diikuti
oleh 25 orang peserta. Pada pembukaan awal presentasi, peserta terlihat
antusias mengikuti acara. Antusias peserta terlihat dari jawaban-jawaban yang
diberikan peserta atas pertanyaan dari pemateri. Selain itu beberapa peserta
juga memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pemateri. Sehingga terjalin
interaksi yang seru dalam acara presentasi tersebut.
Dalam acara presentasi tersebut juga diberikan
sebuah game dengan tema yang sama yaitu kerjasama tim. Peserta dibagi menjadi
beberapa tim dan dituntut untuk melakukan kerjasama dengan anggota timnya.
Untuk menarik antusias peserta, pemateri menjanjikan sebuah reward kepada tim
yang berhasil menyelesaikan game sesuai dengan petunjuk yang diberikan.
Setiap tim memiliki anggota laki-laki dan perempuan dengan jumlah total
anggota 6-8 orang. Saat game dimulai terjadi ada tim yang bekerja hanya
anggota perempuan, hanya 2-3 orang yang bekerja, namun ada juga satu tim yang
bekerja sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan.
Setelah waktu untuk game selesai, peserta diberi
kesempatan untuk menampilkan hasil kerja timnya. Saat menampilkan hasil kerja
tim, peserta ada yang dengan penuh keyakinan dan bangga dengan hasil karya
timnya, ada yang terlihat ragu-ragu untuk menampilkan karya timnya dan ada
yang hanya ‘ikut-ikutan’ / asal mengikuti menampilkan hasil karya timnya. Hal
ini terjadi karena pada peserta yang bangga menampilkan hasil karyanya
bekerja sesuai dengan intruksi/petunjuk dan
hasilnya juga sesuai, pda peserta yang ragu-ragu menampilkan hasil
karya timnya yang bekerja adalah orang lain dalam timnya sedangkan dia
bertugas untuk menampilkan saja sehingga dia tidak ikut secara langsung dalam
proses menyelesaikan hasil karyanya. Sedangkan peserta yang hanya
‘ikut-ikutan’, proses kerja dilakukan hanya 2-3 orang, anggota yang lain
hanya melihat saja dan tidak memiliki semangat seperti tim-tim lain.
|
|||
Pembahasan mengenai game juga dilakukan dengan
pemutaran sebuah video pendek (www.youtube.com/watch?Dv)
|
|||
Game Melamar jantung hati
Tujuan game
Membantu proses pengembangan kerjasama di antara
peserta. Permainan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemungkinan
seseorang mampu bekerja sama dalam satu tim.
Alat dan Bahan :
Kertas HVS dan spidol warna
Waktu :
10menit
Petunjuk
1. Trainer
membagi peserta kelompok menjadi empat kelompok
2. Trainer
mendeskripsikan gambar denah perjalanan cinta menuju jantung hati
3. Setelah
selesai setiap peserta perwakilan kelompok mengambil satu kertas, dan spidol
4. Masing-masing
kelompok diinstruksikan untuk menggambar denah menuju jantung dengan menggunakan satu
spidol dan dipegang bersama anggotanya
5. Setelah
selesai perwakilan kelompok mempresentasikan hasil gambarnya
Diskusi:
1. Kelompok peserta yang memenangkan game,
yaitu kelompok yang dalam proses penyelesaian game terjadi kerjasama antar anggotanya,
berhasil menyelesaikan game sesuai dengan instruksi, dan hasil gambarnya
sesuai yang dicontohkan. Kelompok pemenang mendapatkan reward.
2.
Peserta training dibagi menjadi 3 (tiga)
kelompok, setiap kelompok terdiri atas 6-8 orang. Dalam setiap kelompok
terdapat laki-laki dan perempuan.
3.
Kelompok diminta menggambar peta sesuai
dengan cerita yang diberikan oleh trainer. Kerjasama yang diharapkan untuk
dilakukan oleh peserta adalah menggambar secara bersama-sama menggunakan
sebuah spidol yang dipegang oleh peserta saat menggambar peta. Tapi yang
terjadi adalah:
a. Kelompok
1 melakukan pembagian tugas untuk masing-masing anggotanya, peta digambar
secara bergantian oleh anggota kelompok dan dalam kelompok ini anggota
perempuan lebih dominan daripada anggota laki-laki. Presentasi hasil kerja
dilakukan oleh salah satu anggota perempuan.
b. Kelompok
2 melakukan pembagian tugas, anggota kelompok tidak melakukan perannya dengan
baik dan anggota perempuan sangat dominan dalam mengerjakan tugas. Presentasi
dilakukan oleh anggota laki-laki.
c. Kelompok
3 tidak melakukan pembagian tugas, baik anggota perempuan maupun laki-laki
bekerja bersama-sama sesuai dengan instruksi. Presentasi dilakukan oleh
anggota laki-laki.
4.
Proses menggambar terjadi perbedaan
antara kelompok 1, kelompok 2 dan kelompok 3. Kelompok 1 terjadi pembagian tugas, ada yang
memberikan motivasi, mengarahkan cara menggambar, bergantian dalam menggambar
peta.
Kelompok
2 juga terjadi pembagian tugas, tapi pada kelompok 2 tidak semua anggota
bekerja. Hanya 3 orang saja yang bekerja, dimana satu orang bertugas sebagai
pencetus ide menggambar, satu orang mengarahkan bagaimana cara menggambar,
dan satu orang lagi yang membuat
gambar sesuai dengan instruksi dari kedua temannya. Sementara anggota lain
hanya duduk dan memperhatikan saja.
Kelompok
3 membuat gambar secara bersama-sama sesuai dengan instruksi dari trainer.
Sehingga semua anggota kelompok ikut aktif dalam menggambar.
Hasil
menggambar.
5. Gambar yang dihasilkan masing-masing
kelompok dipresentasikan oleh salah seorang anggota. Dari hasil gambar tiap
kelompok sudah sesuai dengan gambar yang diberikan/dicontohkan.
|
|||
Daftar Pustaka:
Daftar pustaka:
Soekanto, S. 2013. Sosiologi suatu pengantar.
Jakarta: Rajawali Pers
Warsihna, J. . Modul Pelatihan: budaya kerja &
kerjasama tim. Diambil daraml.scribd.com../kerjasama-tim-pdf
|
|||
0 komentar:
Posting Komentar