Juni Wulan
Ningsih
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Beberapa
waktu lalu adanya temen yang curhat ke saya, kurang lebih curhatannya
seperti ini “Mbak Juni, karakter sudah terlanjur terbentuk yang ngalah-ngalah
dan selalu ngalah Setiap aku bersikap selalu hati orang lain yang selalu aku
jaga, biar gak tersinggung dan lain-lain. Sampai-sampai hati orang yang aku
jaga itu sering mengecewakanku, aku hanya bisa diam dan tidak cerita kesiapapun
hingga aku merasa benci pada diriku sendiri yang tidak terkendali. Kalau usia
22 ini saatnya proses-proses apa ya jun? Aku harus gimana ya?”
Mbak
x yang saya sayangi, kalau menurut saya, coba sedikit demi sedikit kalau memang
disitu ada hakmu, kamu gak usah ngalah sama orang lain kalau ngalah bikin kamu
kecewa. Terus kalau memang mau ngalah
harus bener-bener ikhlas jadi nanti jangan ada perasaan bersalah sama dirimu
sendiri. Kalau di Psikologi Perkembangan usia 22 ini sudah masuk ke tahap
dewasa awal. Kalau kata dosenku, orang dewasa itu gak nyalahin orang lain atas
apa yang terjadi padanya, juga tidak terus-terusan menyalahkan diri sendiri.
Jadi belajar menerima realita yang ada, gitu.
Nah
berkenaan dengan usia 22 yang masuk kategori dewasa awal, Havighurst (1953
dalam Psychologymania, 2011) menjelaskan
beberapa tugas pada masa perkembangan dewasa awal antara lain:
a. Memilih teman bergaul (sebagai calon
suami atau istri)
Pada masa ini sudah mulai serius dalam menjalin
hubungan dengan lawan jenis yang dinantinya akan dijadikan pendamping hidup. Sudah
ada kriteria-kriteria yang ditentukan untuk si doi seperti usia, pendidikan, suku,
agama, status kebangsaan, status ekonomi, dan lain sebagainya, yang tentunya
setiap orang mempunyai kriterianya masing-masing.
b. Belajar hidup bersama dengan suami
istri
Bagi yang sudah menikah atau pasangan muda,
tahap-tahap penyesuaian diri mulai dilakukan. Saat itulah mulai terkuak semua
kebaikan dan keburukan pasangan, lalu tugasnya ialah menyesuaikan kebiasaan kita dengan kebiasaan
pasangan. Keberhasilan penyesuaian diri ini akan membuat pernikahan langgeng
dan bisa berujung perceraian bila tidak mampu menyesuaikan.
c. Mulai hidup dalam keluarga atau hidup
berkeluarga
Masa-masa dewasa awal biasanya sudah disuruh oleh
keluarga, khususnya orang tua untuk mencari pasangan hidup. Hal ini juga dapat
menjadi sebuah bukti kemandirian seseorang khususnya dalam hal finansial yang
dapat menjadi bekal untuk berkeluarga dan mengasuh anak.
d. Mengelolah rumah tangga
Setelah menikah bukan hanya dituntut untuk
beradaptasi dengan pasangan melainkan juga mengelola rumah tangga, mulai dari
mengelola uang, mendidik anak, membesarkan anak, dan sampai pada menjaga
hubungan baik dengan orang tua maupun sanak saudara.
e. Mulai bekerja dalam suatu jabatan
Dewasa awal umumnya merupakan usia setelah
menyelesaikan pendidikan formal (SMU atau universitas) dan mulai memasuki dunia
kerja. Oleh karena itu, seseorang akan mulai mencari pekerjaan yang sesuai
dengan bidang dan keahliannya. Meskipun kadang banyak juga pekerjaan yang tidak
sesuai dengan bidang yang diambil waktu sekolah. Pada tahap ini, orang akan
bekerja keras untuk memperbaiki kehidupannya di masa depan.
f. Mulai bertangungjawab sebagai warga
Negara secara layak
Orang yang sudah memasuki tahap dewasa awal sudah
menunjukan tanggung jawabnya sebagai warga negara yang baik. Hal ini ditunjukan
dengan telah memiliki KTP, membayar pajak dan tagihan-tagihan, menjaga
ketertiban lingkungan, tidak melanggar norma, menghargai hak orang lain, dan
lain sebagainya.
g. Memperoleh kelompok sosial yang seirama
dengan nilai-nilai pahamnya
Pada masa ini orang-orang juga mulai berkumpul
dengan kelompok sosial yang sesuai dengan prinsip hidupnya.
Referensi:
Psychologymania. (2011). Psikologi (Perkembangan
Dewasa Awal). Retrieved On 11 Oct, 2015, from : https://psychologymania.wordpress.com/2011/07/12/psikologi-perkembangan-dewasa-awal/
0 komentar:
Posting Komentar