10.10.15

Formalisme dalam Pendidikan Formal

M.Melinda Rahail
Fakultas Psikologi. Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta


Pendidikan formal adalah pendidikan di sekolah yang di peroleh secara terstruktur, teratur, sistematis, bertingkat, dan mengikuti syarat jelas. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang secara efektif dan efisien. Selain itu, sekolah berkewajiban memberikan pelayanan kepada generasi muda dalam mendidik warga negara.
Namun, sayangnya kualitas pendidikan Indonesia masih rendah dan sampai sekarang pemerintah belum menemukan cara yang tepat untuk mengubah sistem pendidikan menjadi lebuh baik dan berkualitas.
Sebenarnya dalam menghadapi masalah pendidikan ini bukan hanya pemerintah sebagai pengatur dan penyusun strategi dalam system pengajaran tetapi juga masyarakat. Masyarakat yang saya maksud adalah
1.    Orang tua pelajar
Orang tua seharusnya sudah memperkenalkan anak banyak hal sejak ia masih kecil, seperti alat music. Supaya anak saat dewasa tidak lagi kaku dengan alat music malah ia menjadi lebih mencintai alat music dan terus berusaha untuk menguasainya
2.    Pengajar
Para pengajar seharusnya jangan terlalu terpatok pada buku dan system yang dibuat oleh pemerintah. Karena tidak semua kemampuan anak didik sama, jadi mereka harus juga menyesuaikannya dengan kemampuan anak.
Permasalahan mengenai kualitas pendidikan ini sudah terjadi sejak dulu dan berlangsung di lembaga pendidikan, yakni sekolah.
Jalan keluar untuk atasi masalah tersebut adalah:
Pemerintah seharusnya mengubah sistem pendidikan di Indonesia dari berbagai sisi. Baik dari pengajar dan pelajar. Seperti: para pengajar tidak harus berpatok pada buku dan menyuruh anak didiknya untuk menghafal semua isi dalam buku supaya bisa memperoleh nilai bagus saat ujian nanti, tetapi pemerintah mengubah sistem menjadi para guru mengijinkan anak untuk memilih topic/ materi yang ia sukai dan membuat forum diskusi di kelas sehingga minat anak untuk belajar dan mendalami pelajaran lebih tinggi. Selain itu, tanpa diperintahkan pun anak pasti akan memperlajari materi temannya karena ia pasti tidak mau ketinggalan dalam mengambil bagian di forum diskusi.
Pemerintah sebaiknya meniadakan ujian. Seperti Ujian Nasional, karena sebenarnya anak tertekan secara psikologis. Ia harus menyiapkan diri untuk UAS dan UAN dengan menghabiskan sebagian besar waktu untuk belajar dan tekanan mental lain seperti tugas yang ada deadline . mereka akan semakin pusing dalam membagi waktu
Pemerintah seharusnya memberi keluasan pada anak didik dalam memilih pelajaran yang ia minati, agar ia benar-benar dapat menguasainya. Bukan berarti pelajaran wajib seperti Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris ditiadakan namun tidak terlalu dipaksakan bagi anak didik agar mengunya semuanya secara bersamaan.


Sumber: (Johanes Eka Priyatma).Kompas.18 Mei 2015. Halaman 7

0 komentar:

Posting Komentar