Cinta
Otentik
Joko
Prambudiyono
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Cinta adalah salah satu kebutuhan hidup yang sangat
fundamental ( Widagdho, 2008). Tentunya setiap insan manusia membutuhkan cinta entah terhadap
ayah,ibuk, kakak, teman, sahabat, dan pacar. Oleh sebab itu cinta merupakan
kebutuhan yang sangat mendasar. Tanpa adanya cinta manusia tidak bisa menikmati
indahnya hidup, tetapi jika terlalu banyak umbar cinta maka dapat terjebak pada
cinta yang semu dan bukan otentik lagi.
Ada seorang klien berinisial L, dia adalah seorang
mahasiswa fakultas seni rupa di Universitas Seni di Yogyakarta. Pada awalnya L
mengirim sms kepada saya bahwa dirumah atau tidak? Saya menjawab ada tetapi
sore. Setelah sore hari tiba terdengar suara kendaraan bermotor berhenti di
depan rumah dan mengetuk pintu seraya memanggil nama saya. Kemudian saya keluar
dan benar itu dalam L,saya persilahkan masuk dan saya suruh duduk di ruang
tamu. Setelah basa-basi kemudia L cerita bahwa dia sedang dikerjar-kejar cewek
yang suka kepadanya sampai-sampai setiap hari ia d isms tanya kabar, dll. Bahkah
di kampus pun si L ini selalu dicari-cari.
Setelah cerita panjang kemudian L meminta solusi kepada
saya, kalau menurut saya apa yang terjadi kepada mas L itu cinta yang tidak
otentik, mengapa? Karena cinta yang otentik itu terjadi tanpa direkayasa tanpa
dibuat-buat. Cinta timbul dari mata turun ke hati kemudian terjadi getaran di
dalam hati dan dikontrol oleh logika yang logis(Gamgenora, 2014). Jadi saran saya untuk mas,
cobalah mas hadapi dan berikan dia pengertian bahwa normalnya laki-laki yang
suka sama cewek bukan cewek suka pada cwo. Beri juga pengertian tambahan bahwa
saya tidak suka kamu, sebaiknya kita berteman tidak lebih. Sampaikan kata-kata
tersebut dengan baik, begitu mas L, silahkan mencoba mas L.
Daftar Pustaka:
Gamgenora, F. 2014. Mengenal Cinta Palsu. Yogyakarta: Bajawa Press
Widagdho ,D. 2008. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Bumi Aksara
0 komentar:
Posting Komentar