20.10.15

ANAK-ANAK USIA 6 TAHUN DI HONGKONG MULAI BELAJAR PEMOGRAMAN



RINGKASAN ARTIKEL: ANAK-ANAK USIA 6 TAHUN DI HONGKONG MULAI BELAJAR PEMOGRAMAN
Chusnul Rizatul Unsha
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta

Anak-anak usia enam tahun di Hongkong mulai belajar pemograman untuk mempersiapkan persaingan di Industri Digital yang kian canggih. Era digital dengan segala kecanggihan teknologi di dalamnya membuat setiap negara berlomba membetuk generasi muda hebat.
Di Hongkong siswa Sekolah Dasar sudah belajar pemrograman komputer diluar jam sekolah. Bahkan diantara mereka banyak yang masih berusia 6 tahun. Mereka berbagi keceriaan sambil berdiskusi dengan teman yang memiliki minat serupa.
Anak-anak ini mendapatkan pelajaran tentang coding yang tidak mereka dapatkan di sekolah umum. Selama dua jam, mereka diajarkan cara membuat karakter untuk mobile game sederhana dengan menggunakan software sederhana pula.
Michelle Sun, pendiri Code First Academy, jebolan Universitas Chicago dan bekerja di kota yang sama. Namun, akhirnya ia lebih memilih pulang ke tanah kelahirannya Hongkong dan mendirikan sekolah pemrograman. Tujuannya tidak lain ingin membuat anak-anak Hongkong mampu bersaing di kancah dunia. Michelle menegaskan bahwa ada kesempatan menjanjikan dalam bidang mobile software.
Sesuai kenyataan, berdasarkan perkiraan Juniper Research, pasar global untuk aplikasi mobile akan tumbuh dari dua kali lipat.jika pada 2014 hanya berkisar USD47,7 miliar (Rp637 triliun), menjadi USD99 miliar (Rp1.321 triliun) pada 2019.
Namun penulis berpendat, dalam sistem pendidikan Hongkong sebenarnya belum selaras jika disejajarkan dengan kelas dunia menurut kecepatan perubahan era digital. Keahlian d bidang komputer secara umum memang diajarkan, tetapi pemrograman masih belum menjadi perhatian serius di sekolah-sekolah. Jadi, hanya anak-anak dari keluarga yang peduli akan persaingan dunia digital yang memberikan pelajaran tambahan dengan sekolah tambahan seperti sekolah Michelle.
Apa sumbangan artikel tersebut dengan psikologi industri ? Artikel ini memberi gambaran kesadaran masyarakat Hongkong yang cukup tinggi akan proses industri global. Memberi wawasan baru tentang perbedaan negara maju dengan negara berkembang seperti Indonesia dalam hal Industri Global. Industri global sedang menyorot ke pada pelaku industri digital yang kian berkembang pesat. Bahkan riset menunjukan bahwa tahun mndatang bisa menambah dua kali lipat. Misal, Indonesia sebagai negara berkembang juga mulai merasakan dampak Industri digital yang kian marak di pasaran dan berkembang hingga dua kali lipat. Jika 5-6 tahun lalu ketika ponsel mulai marak di gandrungi masyarakat. Masing-masing orang memiliki rata-rata satu buah ponsel. Namun, yang terjadi sekarang bukan hanya semua orang dari semua kalangan memiliki ponsel namun rata-rata masyarakat indonesia memiliki dua ponsel dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber tulisan:
Nararrya, A. (2015). Persiapan untuk bersaing di industri digital yang kian canggih. Koran Sindo , hal 11 10 Juni

0 komentar:

Posting Komentar