YUDHA
ANDRI RIYANTO
13.310.410.1044
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Lalu lintas bukan hanya
simbol atau memperlancar pengguna jalan. Lalulintas juga bukan hanya penghubung
tempat ketempat lainnya. Kegunaan lalulintas beraneka ragam, adanya lalulintas
seseorang dapat mudah mengakses keberbagai tempat.
Banyaknya manfaat lalulintas
dapat dirasakan banyak pihak. Dengan adanya lalulintas yang bermanfaat tersebut
malah menjadikan beberapa atau banyak orang mengabaikan keselamatan berkendara
atau menggunakan jasa lalulintas.
Bentuk pengabaian
keselamatan dalam menggunakan jasa lalulintas salah satunya melanggar rambu
lalulintas. Padahal jika orang yang menggunakan jasa lalulintas tersebut sadar
dan mengerti keggunaan rambu, maka orang akan tersadar bahwa rambu lalulintas
bukan hiasan jalan atau kota. Diawali dari kesadaran diri sendiri saat
mengendara atau menggunakan jasa lalulintas menjadi salah satu dasar membentuk
tertib lalulintas.
Negara yang maju seperti
inggris, sudah menerapkan perilaku tertib berlalulintas dengan cara menghargai
sesama pengguna. Padahal inggris juga terkenal dengan mobilitas masyarakat
sangat tinggi. Setidaknya Indonesia harus melihat model yang baik dari negara
tersebut atau negara maju lainnya, bukan hanya memodeling dari gaya berpakian
yang mengandung unsur negatif.
Pendidikan yang bagaimana
sehingga membentuk kesadaran berlalulintas? Tentunya pendidikan karakter sejak
dini. Pendidikan karakter sejak dini dapat ditanamkan diusia pra sekolah,
sehingga anak – anak siap menghadapi tantangan kedepan. Khususnya tantangan
terhadap lingkungan yang semakin bersaing. Peran orang tua, orang dewasa
beserta guru sekolah perlu diutamakan dalam mendidik karakter yang matang.
Sumber: Erwin Deni Nugroho.
Tak sekedar melalui dan melintas. Universitas Sebelas Maret. Retrieved on Mei,
21, 2015. From: kedaulatan rakyat hal 12.
0 komentar:
Posting Komentar