13.9.15

RINGKASAN ARTIKEL:Pemulung Hobi Mendalang, Kirtos Populerkan Wayang Rombeng




Juni Wulan Ningsih
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta


Pagelaran wayang biasanya menggunakan peralatan wayang kulit ataupun wayang golek, akan tetapi hal berbeda ditemukan di Desa Pandansari Kecamatan Ajibarang. Piranti-piranti yang digunakan dalam menggelar pertunjukan wayang ini berasal dari barang-barang rongsokan dan tidak berguna alias barang rombeng. Wayang rombeng sendiri merupakan hasil kreativitas dari Sukirtos (35) yang notabene selain berprofesi sebagai dalang wayang rombeng juga menjadi  pemulung. Ide pembuatan wayang rombeng ini berawal dari pemikiran kirtos tentang mubazirnya  jika rongsokan yang banyak hanya dijual ke tengkulak rongsok. 

Sejak dipertunjukan di masyarakat pada April 2014, Kirtos dan wayang rombengnya semakin populer dikalangan penduduk Ajibarang dan sekitarnya. Setiap malampun kirtos dan tujuh pengrawit selalu menggelar latihan di halaman rumahnya, tak pelak banyaknya penonton yang hadir dimanfaatkan untuk menggalang dana demi peningkatan mutu dari wayang rombeng ini. Hal ini bisa dilihat pada latihan hari Sabtu tanggal 24 Mei 2014, wayang rombeng kirtos sudah diubah menjadi wayang tiga dimensi. Awalnya wayang rombeng kirtos sangat sederhana dan biasa, kini barang-barang bekas tersebut telah dihiasi dengan kain warna-warni dan diberi bambu sebagai tangan yang dikaitkan kebarang rongsok serta diberi mur baut. Jadilah wayang rombeng ini layaknya wayang berwujud manusia. 


Pertunjukan yang dibawakan selama dua jam ini menyuguhkan lakon-lakon ringan dan mudah dipahami yang diangkat dari kehidupan sehari-hari kirtos, seperti lakon minggu lalu mendhoan tempe. Asmara simbolik kekuatan mendhoan tempe yang sering membuat pusing para lelaki. Sementara dari segi bahasa, kirtos memilih menggunakan Bahasa Jawa Banyumasan. Selain menggunakan bahasa banyumasan diselipkan juga lagu-lagu tradisional banyumasan, yang  tentunya semakin membuat penonton tertarik terhadap wayang rombeng Dalang Kirtos ini.

Hubungan psikologi lingkungan dengan kliping ini yakni saat situasi tidak mendukung kita mengembangkan bakat atau hobi yang kita gemari, kita harus jeli memanfaatkan apa yang ada disekitar kita untuk memaksimalkan potensi dari bakat tersebut. Bukan lantas menyerah karena tidak tersedianya fasilitas. Situasi yang tidak mendukung bukanlah hal penting yang bisa menghambat berkembangnya suatu kemampuan, yang mana hal tersebut dapat diatasi dengan berfikir kreatif atas apa yang ada disekeliling kita.


Sumber:
Romadhon, E. (2014). Pemulung Hobi Mendalang,Kirtos Populerkan Wayang Rombeng. Kedaulatan Rakyat, 30 Mei, hal.15

0 komentar:

Posting Komentar