Penilaian
Kerja yang Tidak Adil: Tidak Pernah Dipromosikan untuk Kenaikan Jabatan
Susanti
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45
Yogyakarta
Andi
( bukan nama sebenarnya), umur 26 tahun adalah seorang karyawan yang sudah
bekerja selama 3 tahun di perusahaan X sebagai kasir. Akhir -akhir ini Andi
merasa dipusingkan dengan penilaian kerja yang dilakukan oleh supervisornya.
Andi merasa diperlakukan tidak adil karena penilaian yang diberikan kepadanya
nilainya tidak memuaskan dan cenderung merasa dipojokkan. Andi merasa penilaian
tersebut seolah-olah hasilnya dapat mengeluarkan dia dari perusahaan. Sebagai
karyawan, Andi merasa loyalitasnya cukup tinggi. Setiap hari Andi bekerja
selama lebih dari sepuluh jam, padahal jam kerjanya hanya delapan jam dan sisanya
tidak pernah dihitung lembur oleh supervisor. Seharusnya Andi sudah mendapatkan
kenaikan grade untuk jabatannya yaitu sebagai shift leader,
tetapi entah kenapa setiap kali tiba saatnya penilaian supervisornya tidak
pernah memberikan penilaian yang bagus dan tidak mempromosikan kenaikan grade
untuk jabatannya.
Saran
yang diberikan penulis mengenai situasi diatas yaitu sebaiknya Andi
memberanikan diri untuk bertanya kepada supervisornya, menanyakan bagaimana
tentang kinerjanya selama ini, apa saja kekurangannya sehingga Andi dapat
memperbaiki kekurangannya dan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya lagi
agar Andi dapat dipromosikan untuk kenaikan grade untuk jabatan yang
lebih tinggi. Selain itu Andi juga sebaiknya jangan pernah putus asa untuk tetap
menunjukkan kinerja yang baik untuk perusahaan. Jika Andi dapat menunjukkan
kinerja yang baik yaitu dengan meningkatkan kinerjanya agar lebih baik lagi
maka Andi akan dapat dipromosikan untuk kenaikan jabatan yang lebih tinggi oleh
supervisornya.
Saya
berpendapat jika seseorang yang memiliki motivasi untuk mencapai apa yang dia
inginkan, misalnya ingin naik jabatan, maka hal tersebut merupakan bentuk
aktualisasi dirinya agar kesehatan mentalnya tetap terjaga. Seperti yang
diungkapkan Rogers ( Hidayat & Herdi, 2013:62) bahwa orang yang memiliki
motivasi untuk aktualisasi mereka disebut orang yang berfungsi sepenuhnya.
Artinya tokoh Andi dalam situasi di atas sehat secara mental karena dia
berusaha mencapai aktualisasi yang dia inginkan.
Daftar
Pustaka
Hidayat,
D. R, Herdi (2013). Bimbingan Konseling. Kesehatan Mental. Bandung: REMAJA
ROSDA KARYA.
keren :)
BalasHapus