Jati
Pramono
Fakultas
Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Hujan deras yang
disertai angin kencang belakangan sering dirasakan warga yogyakarta . Dampaknya
tentu saja cukup merepotkan, terutama ketika air hujan terbawa masuk ke dalam
rumah tinggal akibat angin yang berhembus . Permasalahan ini menjadi lebih
terasa pada desain rumah yang hanya menggunakan topi-topi sebagai tritisan.
Lebar topi-topi yang sangat pendek, bahkan hanya 30 cm, membuat hujan dengan
mudah masuk ke dalam rumah, baik melalui jendela maupun ventilasi udara.
Masalah ini tidak
hanya membuat air masuk ke dalam rumah, tetapi juga dapat menimbulkan kerusakan
pada beberapa bagian rumah, baik dinding, pintu maupun jendela. Kerusakan yang
ditimbulkan tentu akan berpengaruh pada kekuatan dan keindahan rumah, dan
ketika itu terjadi, maka biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk memperbaikinya
tentu tidak sedikit.
Dalam mengatasi
masalah diatas, kita dapat menambahkan tritisan untuk melindungi rumah dari air
dan angin kencang. Tritisan, selain berfungsi untuk melindungi bangunan dari
terik matahari, juga melindungi dari hujan, terutama hujan yang disertai angin
kencang. Hal yang harus diperhatikan adalah bahwa, tritisan yang dibuat jangan
sampai merusak tampilan dan struktur bangunan. Hal ini biasa terjadi ketika
menambahkan elemen lain dalam bangunan yang sudah jadi. Kehadirannya dapat
merusak tampilan bangunan secara keseluruhan dan terkesan menjadi sebuah
‘tempelan’ semata.
Lantas apa yang harus
diperhatikan dalam membuat tritisan? Pertama-tama kita pahami terlebih dahulu
desain rumah kita, bagaimana gaya arsitekturnya. Dengan memahami gaya
arsitektur rumah kita, maka kita dapat membuat tritisan yang kontekstual. Hal
lain yang perlu diperhatikan pula adalah bentuk tritisan, apakah datar, miring
atau berbentuk atap pelana. Dalam menentukan bentuk tritisan, sebaiknya sedikit
menghitung kemiringan yang dibutuhkan, demikian pula panjang tritisan.
Perhitungan ini perlu agar hujan angin tidak dapat masuk ke dalam rumah.
Perhitungan akan berbeda-beda pada tiap lokasi tritisan. Tritisan yang
berbatasan dengan bangunan lain akan lebih terlindungi bila dibandingkan
tritisan yang langsung berhadapan dengan ruang terbuka.
Tritisan yang
fungsional dan estetis, maka rumah kita siap menghadapi kondisi hujan angin
dengan tetap tampil kontekstual, bahkan menjadi lebih menarik.Parmonangan Manurung Dosen Jurusan
Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta.
Sumber Pustaka :
Manurung,
Parmonangan. (2015). Mengatasi Hujan Angin dengan Tritisan. Kedaulatan Rakyat, 4 Mei.
seumpama saya punya tembok setinggi 3 meter, nah saya ingin yg terkena air itu cuman 1 meter dari tanah, terus sisanya (2 meter) tidak kena, maka tritisan saya minimal berapa ?
BalasHapus