12.9.15

“KERUSAKAN LINGKUNGAN ANCAM KESEHATAN”




YUDHA ANDRI RIYANTO
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA





Keanekaragama Hayati penting terhadap kondisi kesehatan masyarakat Indonesia. Namun keberadaan keanekaragaman hayati terancam eksploitasi. Jika keanekaragaman hayati ini punah, itu artinya manusia ikut punah, dan ketika punah tidak ada yang bisa mengembalikan secara utuh. Sekitar 60 persen penyakit yang menjangkit manusia seperti malaria dan diare dikarenakan kerusakan keanekaragaman hayati.

Penyebab terbesar punah atau berkurangnya keanekaragaman hayati adalah pembangunan yang menguras sumber daya alam dan keanekaragaman hayati. Minimnya pemahaman kesehatan masyarakat tentang keanekaragaman hayati menjadi factor utama, menjaga kelestarian keanekaragam hayati. Masyarakat memilih berobat dirumah sakit dari pada menjaga lingkungan yang bersih. Tentunya berkurangnya keanekaragaman hayati berpengauruh terhadap kesehatan.
Perlunya pengurangan resiko atau mitigasi menangani keanekaragaman hayati dengan cara : melestarikan hutan, flora, fauna, ekosistemnya dan paradigm pembangunan harus berkelanjutan dalam melestarikan keanekaragaman hayati. Undang - undang sudah mengatur tetang ruang terbuka hijau yaitu setiap daerah seharusnya menyisihkan 30 persen dari luas wilayah untuk RTH.
Dengan menjaga pohon misalnya: pohon mahoni dapat menangkal partikel debu dan polusi. Kenari, pelerai kebisingan dan kelor penjerap limbah. Indonesia memiliki 1.845 jenis tumbuhan untuk obat atau jamu 90 persenya bahan baku obat yang diimpor. Kepala subbidang pengembangan dan pemanfaatan bidang sumber daya alam telah membuat 70 tanaman keanekaragaman hayati  dihampir semua kota.
Sebagai gerakan awal menjaga kelestarian keanekaragaman hayati bisa dimulai dari diri sendiri. Mulai dari menjaga lingkungan bersih, menanam pepohonan, membuang sampah pada tempatnya dan merencanakan kehamilan.

Sumber : kompas, 16, April, 2015 (Tukirin Partomihardjo)

0 komentar:

Posting Komentar