YUDHA ANDRI RIYANTO
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Keanekaragama Hayati penting terhadap
kondisi kesehatan masyarakat Indonesia. Namun keberadaan keanekaragaman hayati
terancam eksploitasi. Jika keanekaragaman hayati ini punah, itu artinya manusia
ikut punah, dan ketika punah tidak ada yang bisa mengembalikan secara utuh.
Sekitar 60 persen penyakit yang menjangkit manusia seperti malaria dan diare
dikarenakan kerusakan keanekaragaman hayati.
Penyebab terbesar punah atau
berkurangnya keanekaragaman hayati adalah pembangunan yang menguras sumber daya
alam dan keanekaragaman hayati. Minimnya pemahaman kesehatan masyarakat tentang
keanekaragaman hayati menjadi factor utama, menjaga kelestarian keanekaragam
hayati. Masyarakat memilih berobat dirumah sakit dari pada menjaga lingkungan
yang bersih. Tentunya berkurangnya keanekaragaman hayati berpengauruh terhadap
kesehatan.
Perlunya pengurangan resiko atau
mitigasi menangani keanekaragaman hayati dengan cara : melestarikan hutan,
flora, fauna, ekosistemnya dan paradigm pembangunan harus berkelanjutan dalam
melestarikan keanekaragaman hayati. Undang - undang sudah mengatur tetang ruang
terbuka hijau yaitu setiap daerah seharusnya menyisihkan 30 persen dari luas
wilayah untuk RTH.
Dengan menjaga pohon misalnya: pohon
mahoni dapat menangkal partikel debu dan polusi. Kenari, pelerai kebisingan dan
kelor penjerap limbah. Indonesia memiliki 1.845 jenis tumbuhan untuk obat atau
jamu 90 persenya bahan baku obat yang diimpor. Kepala subbidang pengembangan
dan pemanfaatan bidang sumber daya alam telah membuat 70 tanaman keanekaragaman
hayati dihampir semua kota.
Sebagai gerakan awal menjaga
kelestarian keanekaragaman hayati bisa dimulai dari diri sendiri. Mulai dari menjaga
lingkungan bersih, menanam pepohonan, membuang sampah pada tempatnya dan
merencanakan kehamilan.
Sumber : kompas, 16, April, 2015 (Tukirin
Partomihardjo)
0 komentar:
Posting Komentar