RINGKASAN ARTIKEL : Hidroponik Cocok Untuk Gunungkidul
Jati
Pramono
Fakultas
Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Lahan yang sempit,
tidak menghalangi untuk bisa bercocok tanam terutama untuk budidaya tanaman
sayuran. Budidaya tanaman sistem hidroponik adalah solusinya bagi bagi warga
perkotaan yang tidak memiliki lahan
cukup. Bahkan sistem hidroponik juga cocok untuk dikembangkan di Gunungkidul
daerah yang kerap di landa kekeringan karena bisa menghemat air.
Seperti yang
dilakukan Budi Kuncoro yang kesehariannya sebagai tenaga harian lepas di Badan
Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Kabupaten Gunungkidul ini,
telah mencoba budidaya tanaman hidroponik di lahan pekarangannya.
Menurutnya, hidroponik
merupakan budidaya tanaman yang hemat air karena air hanya akan terserap
tanaman dan hanya sebagian yang menguap ke udara. Air tidak terbuang sia-sia.
Kelebihan dari sistem ini usia panen tanaman sama dengan penanaman dengan media
tanah namun tanamannya lebih besar karena penyerapan nutrisi dalam jumlah dan
komposisi yang tepat seperti kebutuhan tanaman.
Hidroponik merupakan
budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah, dapat dilakukan di sekitar
rumah meskipun lahannya relatif sempit. Tanaman ini terkesan indah dan bersih
sehingga memudahkan dalam pengolahan dan harganya pun lebih tinggi.”Selain
menghasilkan juga bisa menghiasi sekitar rumah.” Ujarnya.
Budidaya tanaman
hidroponik ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan barang-barang bekas, seperti
botol dan gelas bekas air mineral, jerigen bekas minyak atau pipa plastik yang
sudah tidak bermanfaat.
Bagi para ibu rumah
tangga, dipastikan akan mampu membudidayakan tanaman hidroponik karena caranya
yang mudah dan murah tetapi bisa menghasilkan. Menurut Budi Kuncoro di
kediamannya Dusun Ringinsari Wonosari ini, dirinya siap menularkan ilmunya dan
praktik budidaya hidroponik ke berbagai instansi, kelompok tani atau komunitas
masyarakat lainnya.
(Agus Waluyo)-g
Sumber
Pustaka :
Waluyo, Agus. (2015). Hidroponik Cocok Untuk
Gunungkidul. Kedaulatan Rakyat, 27
Maret.
0 komentar:
Posting Komentar