RINGKASAN ARTIKEL : FENOMENA ALAM YANG MENAKUTKAN
‘Bun Upas’ Ancam Petani Kentang
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
BANJARNEGARA
(KR) – Fenomena alam berupa embun es atau dikenal
dengan istilah bun upas di musim
kemarau yang paling ditakuti para petani kentang, mulai turun di Desa Dieng
Kulon, salah satu desa di pegunungan Dieng Banjarnegara. Untuk kali pertama bun upas turun pada Kamis pagi dinihari
(21/5).
Kades Dieng Kulon, Slamet Budiono, mengatakan
suhu udara di luar rumah sangat dingin, sekitar 5 derajat Celcius. Pada Kamis
dinihari sekitar pukul 01.00, bun upas
warna keputihan muncul di beberapa tempat, termasuk di sebagian ladang kentang.
“Tanaman kentang yang terkena bun upas langsung layu. Biasanya,
tanaman akan kering beberpa hari kemudian.” Kata Slamet. Menurutnya, sampai
sekarang belum ditemukan cara efektif untuk mengatasi maslah tersebut.
Sehingga, ketika tanaman terkena bun upas,
petani hanya bisa pasrah.
Dikatakan, sebenarnya ada upaya yang bisa
dilakukan, yaitu membuat naungan dari lembaran plastik. Tetapi cara tadi jarang
dilakukan petani karena biaya tinggi. Cara lain adalah mengatur waktu tanam
agar pada musim kemarau ladang kosong atau sudah panen. Namun petani tak pernah
memperhitungkan waktu, karena biasanya setelah panen tanah diolah dan ditanami
lagi.
Selain menghancurkan tanamn kentang, bun upas juga mematikan tanaman wortel
dan beberaa jenis sayuran lainnya. Fenomena alam ini menjadi ancaman bagi para
petani setiap musim kemarau, antara bulan Mei hingga Agustus. (Mad)-g
Sumber
Pustaka :
Muchtar, M. (2015). FENOMENA ALAM YANG
MENAKUTKAN, ‘Bun Upas’ Ancam Petani Kentang. Kedaulatan Rakyat, 22 Mei.
0 komentar:
Posting Komentar