Jati
Pramono
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Tidak mau terus rugi akibat pohon pepaya
California selalu terserang virus yang sulit diberantas, Muhtadi (58) petani
dari Desa Tambakmulyo Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen, mencoba keberuntungan
dengan menanam pohon sirsak madu. Hasilnya diluar dugaan karena hasil budidaya
sirsak madu ternyata semanis rasa buahnya.
Dari 125 pohon yang kini berumur 3 tahun,
Muhtadi bisa mendapatkan paling sedikit Rp. 24 juta selama musim berbuah. “Satu
tahun hanya sekali berbuah. Kalau lagi berbuah, masa pemetikan bisa sampai dua
bulan,”ujar Muhtadi, Minggu (17/5).
Muhtadi tertarik menanam sirsak madu setelah
lelah oleh ulah virus yang selalu menyerang pohon pepaya California yang di
taman sebelumnya. Apalagi dari penyedia bibit, perawatannya sangat ringan,
serta tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
Bahkan bibit pohon sirsak madu yang diperoleh
dari Temanggung seharga Rp. 11.000,00 per bibit, pada umur satu setengah tahun
sudah menghasilkan. “Satu pohon, buahnya bisa 40. Satu buah, beratnya 1,5
hingga 3 kilogram,”jelas Muhtadi seraya mengatakan, saat ini masa berbuah sudah
mulai berakhir.
Kebun sirsak madu milik Muhtadi yang berada
di kawasan agrowisata holtikultura, membuatnya tidak mengalami kesulitan untuk
memasarkan hasil panennya. Kebanyakan pembeli yang datang untuk memetik
sendiri. Harganya Rp. 8.000,00 hingga Rp. 10.000,00 per kilogram.
Pembeli juga diperkenankan mencoba manisnya
sirsak yang terkenal memiliki banyak manfaat, seperti menurunkan kadar
kolesterol serta untuk mengobati kanker.
(Suk)-g
Sumber
Pustaka :
Sukmawan. (2015). Budidaya Sirsak Madu yang
manis. Kedaulatan Rakyat, 22 Mei.
0 komentar:
Posting Komentar