31.8.15

Kosongnya Perpustakaan di Kampus dan Sekolah


Fx. Wahyu Widiantoro
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta

Membaca adalah sebuah tugas sebagai siswa dan mahasiswa. Kebiasaan membaca jelas dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor intenal yaitu kesadaran individu dalam mengembangkan kegemarannya dalam membaca sedangkan faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga dan lingkungan pendidikan dalam hal ini guru serta fasilitas perpustakaan. Kegiatan membaca tidak sekedar menyusun huruf menjadi rangkaian kata dan kalimat namun keseluruhannya merupakan kegiatan kognitif yang mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

Ironis bahwa ditunjukan dari berbagai hasil survey yang menyatakan rendahnya minat baca di kalangan masyarakat saat ini. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 2011, indeks tingkat membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001%. Artinya, hanya ada satu orang dari 1000 penduduk yang mau membaca buku. Kondisi tersebut tentunya berpengaruh terhadap kosongnya perpustakaan di Sekolah dan Kampus. Siswa dan mahasiswa cenderung lebih tertarik mengakses internet, mengetik SMS melalui handphone, atau sekedar duduk berkumpul untuk mengobrol. Rendahnya minat ke perpustakaan bisa disebabkan karena kurang kreatifnya penataan sebuah perpustakaan, koleksi buku yang disediakan hanya sebatas buku-buku pelajaran serta diharapkan pemerintah lebih mendorong terwujudnya budaya literasi.

Perkembangan global seperti yang terjadi saat ini mencakup berbagai aspek kehidupan menuntut peningkatan sumberdaya manusia serta menuntut kecepatan dalam menyesuaiakan diri atas perkembangan tersebut yang kesemuanya dapat dicapai dengan menumbuhkan masyarakat yang gemar membaca.

*Materi pada Siaran Interaktif Psikologi di RRI Kotabaru DIY, pada hari Rabu, 4 Februarui 2015, pukul 20.15 – 21.00

0 komentar:

Posting Komentar